Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang mewakili pemerintahan provinsi (pemprov) Sumsel juga sekaligus Ketua Umum (Ketum) Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H menghadiri dan membuka secara langsung kegiatan Training Center dan Seleksi Peserta Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) Nasional ke XXVII Tahun 2023 Kafilah provinsi Sumsel yang akan dilaksanakan dari tanggal 22-26 Juni 2023 bertempat di aula Wisma Empat Lima (45) Palembang..
Dikatakan Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H, dimana para peserta training center dan seleksi peserta Tilawatil Qur’an yang hadir semalam, dan tentu merupakan bagian harapan dan kebanggaan daripada Gubernur Sumsel H Herman atas prestasi yang didapat.
Terutama komando daripada Ketua Harian LPTQ Sumsel yang telah menorehkan prestasi yang semakin hari semakin meningkat. Bahwa peserta dikumpulkan dari seluruh para juara, juara 1, juara 2, dan juara 3 untuk semua cabang dari 20 cabang.
“Dimana ada 60 peserta, ini dimaksudkan untuk semakin meningkatkan kemampuan. Dengan niat untuk beribadah dan berlatih, karena memang kunci keberhasilan ini ada banyak, akan tetapi tiganya sama, satu adalah berlatih, kedua adalah berlatih, dan ketiga adalah berlatih,” ujarnya.
Kemudian, selain itu juga makan yang enak, serta bergizi, istirahat yang cukup, pola makan juga diperhatikan, dan berdoa ini yang penting. Maka sangat tepat program dari LPTQ Sumsel mencurahkan segenap daya dan upaya untuk bagaimana melaksanakan training center ini walaupun dalam keadaan terbatas.
Tapi jangan patah semangat, tetap bersemangat, karena semakin banyak tantangan juga akan semakin termotivasi untuk menjadi yang terbaik. Untuk itu sekali lagi kepada Ketua Harian dan seluruh Kepengurusan LPTQ, atas nama provinsi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
“Jadi sudah difikirkan bagaimana nanti untuk training center berikutnya, supaya nanti pada mendekati pelaksanaannya nanti. Dimana kita sudah on fired betul, dengan semangat tinggi, dan kita akan cari cara-cara yang terbaik, dan halal nanti untuk kita bisa bagaimana semakin memberikan semangat kepada peserta ini,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, dimana pemprov Sumsel memberikan apresiasi kepada LPTQ dan mengharapkan kepada seluruh peserta ini baik putra-putri terbaik provinsi Sumsel ini. Dimana untuk dengan sungguh-sungguh mengikuti training center ini mulai awal hingga terakhir perlu diperhatikan betul.
Memang harus punya strategi, trik, yang perlu dipelajari mungkin kita sudah tahu bagaimana yang juara-juara itu. Apa sih yang dinilai disana, apa sebetulnya, tajwidnya yang bagaimana yang masuk ukuran, misalnya lagunya yang tajwid lagunya yang bagaimana.
“Suaranya juga yang bagaimana, apakah yang suara melengking, atau suara yang berayun-ayun, ataupun yang lainnya. Tentu kepada para pelatih sekali lagi menyambung harapan tadi yakni untuk dengan sungguh-sungguh mengeluarkan semua jurus dikeluarkan semua, dan sebagainya,” katanya.
Begitu juga disampaikan Ketua Harian LPTQ KH Drs Mudrik Qori, M.A, didalam training center dan seleksi ini benar-benar akan dilaksanakan pelatihan, dilatih mereka, tapi kemudian dari latihan itu akan ditentukan peserta inti, serta peserta cadangan yang terdiri dari cadangan 1 dan cadangan 2.
Tetapi sesungguhnya ikut dalam training center itu pertama dapat nilai ibadahnya, dan yang kedua dapat belajar. Belajar dari YouTube, dari apa, belajar sendiri otodidak itu bagus, tapi tanpa bertemu atau bertatap muka langsung dengan guru itu berbeda.
“Sebab tanpa ada reserve, tanpa ada seleksi, mendengarkan misalnya kita bicara Tilawah, mendengarkan di YouTube itu ujung-ujungnya rata-rata belasan khatam itu pernah gagal juga,” imbuhnya.
Masih disampaikannya, rata-rata madnya itu berlebih, dan variasinya dibuat-buat, tidak wajar, sudah tidak memenuhi kriteria hadist, bahwa membaca Al-Quran itu dengan Langgam Arabic. Kalau tidak melanggar tajwid ya boleh-boleh saja, tapi sudah tidak wajar, banyak sekarang variasi-variasi yang tidak wajar.
Jadi anda yang hadir disini terpilih atau tidak nanti sebagai utusan, itu tidak penting. Tapi yang penting ibadah sudah hadir, belajar dapat ilmu, langsung ketemu guru, nilai silaturahimnya, ada nilai networking, dan sebagainya serta besar sekali manfaatnya.
“Semuanya 20 golongan dikali 3 jadi totalnya 60 orang, dimana seluruhnya hampir hadir hanya ada beberapa saja yang ada uzur syar’i. Sehingga kita toleran, kita buat sistem khusus, dimana dalam training center dan seleksi ini benar-benar dilaksanakan pelatihan,” bebernya. (Anton)












