BEM KM FKM Unsri Gelar Seminar SPK, Ini Beberapa Hal Disampaikan

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Gubernur Sumsel dan Wakil Gubernur Sumsel yang diwakili oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel menghadiri kegiatan seminar pembangunan kesehatan (SPK) dari Departemen Kajian dan Aksi Strategis dan Departemen Pemberdayaan Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kesehatan Masyarakat (KM) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sriwijaya (UNSRI).

 

Adapun tema yang diambil yakni kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) ancaman berulang bagi kesehatan dan lingkungan, saatnya membangun solusi strategis bersama, Sabtu (22/11/2025).

 

Turut hadir didalam kegiatan ini Pemprov Sumsel yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel dr H Trisnawarman, M.Kes., SpKKLP., Supsp,FOMC., AIFO-K, Pemerintah Kota Palembang yang diwakili oleh Staf Ahli Walikota Palembang Bidang Keuangan, Pendapatan, Hukum, dan Hak Asasi Manusia (HAM) Pemkot Palembang Edison, S.Sos., M.Si, Paura Dwi Pratiwi, S.K.M., M.K.M Dosen Unsri  narasumber Akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Ki Edi Susilo Aktivis Lingkunganvdan Penggiat Reforma Agraria Sumsel, Febrian Putra Sopah Kepala Divisi Kampanye Walhi Sumsel, M Hersyah Rohmatullah Ketua BEM FKM 2025.

 

Dikatakan Kepala Dinkes Provinsi Sumsel dr H Trisnawarman, M.Kes., SpKKLP., Supsp,FOMC., AIFO-K, untuk masalah Karhutlah ini perlu kita angkat dan perlu kita cegah jangan sampai terjadi, karena kalau asapnya kemana-mana kesehatan yang berdampak.

 

Ada makan bergizi gratis (MBG) sekarang kan program dari Presiden Republik Indonesia, ini juga perlu kita dukung.

“Karena untuk meningkatkan gizi anak-anak, mulai dari bayi, balita, anak sekolah dan juga posyandu, itu perlu dijadikan edukasi kepada guru-guru disekolah tersebut,” ujarnya.

 

Kemudian, itu perlu kita jaga terutama kualitas air, udara itu sering dari bakteri-bakteri virus yang mencemari. Jadi bagaimana lingkungan yang bersih dan sehat itu adalah musuh utama kita.

 

Mudah-mudahan  kualitas udara yang baik di provinsi Sumsel dan khususnya di kota Palembang akan terpelihara.

 

“Kami berharap adik-adik mahasiswa dapat memberikan juga  edukasi kepada masyarakat,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, mungkin ada juga penelitian-penelitian  di desa atau lainnya,  tolong disebarkan terkait perguruan ini. Karena banyak objek untuk kita kesehatan masyarakat terutama dibidang promotif preventif.

 

Kami terima kasih adik-adik sudah menjadi agen coaching di Sumsel untuk di bidang kesehatan. Jadi kita juga banyak masalah masih selain masalah tadi, ada stunting, angka  kematian ibu dan bayi yang masih tinggi.

 

“Selain itu juga, ada gizi, penyakit-penyakit yang tidak menular, seperti  diabetes, hipertensi, dan juga penyakit-penyakit lainnya, obesitas, gaya hidup life style yang suda berkurang sekarang, yakni kurang olahraga dan lain sebagainya,” katanya.

 

Menurut Staf Ahli Walikota Palembang Bidang Keuangan, Pendapatan, Hukum, dan Hak Asasi Manusia Pemkot Palembang Edison, S.Sos., M.Si, atas nama Pemkot Palembang kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada FKM UNSRI, dan BEM KM FKM UNSRI yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.

 

Seminar ini merupakan bentuk kepedulian akademisi dan mahasiswa, serta mahasiswi terhadap isu-isu strategis pembangunan kesehatan yang berdampak langsung kepada masyarakat.

 

“Karhutlah merupakan ancaman terulang yang tidak banyak merusak kelestarian lingkungan, tetapi juga menimbulkan dampak serius  terhadap kesehatan masyarakat, polusi udara, menurunnya kualitas hidup, hingga menurunnya aktifitas pendidikan serta ekonomi,” ucapnya

 

Masih dilanjutkannya, betapa membahayakan lahan gambut itu, selain itu juga menjadi tempat hidupnya hewan buas, mungkin ini menjadi fikiran para kita semua, kedepannya seperti apa, ini yang kita pikirkan bersama-sama.

 

Karhutlah bukan segalanya persoalan kepala daerah, tapi persoalan fisik faktor alam yang membutuhkan langkah terpadu dari semua pihak, yakni pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, serta berbagai lembaga.

 

“Disinilah pentingnya edukasi, vokasi, dan kontribusinya kepada mahasiswa serta perguruan tinggi dalam mendukung upaya pencegahan dan penanganan Karhutlah secara berkelanjutan,” imbuhnya.

 

 

(Anton)

 

Pos terkait