Dalam Rangka Silaturahmi Dan Pembekalan Undang Pengamat Politik, Ini Maksud Dan Tujuan Mengundang Pengamat Politik

 

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Calon Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ustadz Masagus Ahmad Fauzan Yayan, SQ ikut kontestan di dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2024 nanti.

 

Di mana Caleg Ustadz Masagus Ahmad Fauzan Yayan, SQ ini sendiri berada di Daerah Pemilihan (Dapil) Sumsel 1 yang terdiri dari daerah Kecamatan Bukit Kecil, Kecamatan Ilir Barat I, Kecamatan Ilir Barat II, Kecamatan Gandus, Kecamatan Kertapati, Kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan Seberang Ulu II, Kecamatan Jakabaring, dan Kecamatan Plaju

 

Dan Caleg dari PKS ini sendiri hari ini melaksanakan silaturahmi dan pembekalan terhadap relawan Ustadz Masagus Ahmad Fauzan Yayan, SQ yang mana dihadiri perwakilan dari kecamatan yang berada di Dapil Sumsel I, dan kegiatan ini sendiri dipusatkan di aula Pondok Pesantren Marogan Paradies Talang Betutu Palembang, Minggu (5/11/2023).

 

Dikatakan Caleg DPRD Provinsi Sumsel dari Dapil Sumsel I dari PKS Ustadz Masagus Ahmad Fauzan Yayan, SQ, di mana tadi kita kumpul bersama relawan untuk membicarakan strategi pemenangan yang efektif, kebetulan kita tadi mendapatkan pembekalan dari narasumber kita.

 

“Adapun yang sebagai narasumber yakni Muhammad Haikal Al-Haffafah, S.Sos.,M.Sos di mana beliau ini adalah konsultan politik,” ujarnya.

 

Kemudian, selama setengah hari ini alhamdulillah, insya Allah pada tanggal 5 November 2023 sampai tanggal 14 Februari 2024, di mana selama 100 hari ke depan mudah-mudahan apa yang kita ikhtiarkan bisa dikabuli menjadi salah satu anggota DPRD Provinsi Sumsel,

 

“Di mana saya berada di Dapil Sumsel I yang meliputi Kecamatan Bukit Kecil, Kecamatan Ilir Barat I, Kecamatan Ilir Barat II, Kecamatan Gandus, Kecamatan Kertapati, Kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan Seberang Ulu II, Kecamatan Jakabaring, dan Kecamatan Plaju,” ungkapnya.

Dilanjutkannya, adapun saya sendiri mendapatkan nomor urut 2 dari PKS, sedangkan nomor Partai sendiri yakni nomor 8, dan kegiatan saya sehari-hari adalah mengurus para santri, santriwati di Pondok Pesantren Kiai Marogan.

 

“Jadi selama 100 hari ke depan kami menyiapkan beberapa program, baik yang sudah kami lakukan dan kami jalankan selama ini, maupun yang akan dilakukan selama 100 hari ke depan,” katanya.

 

Masih dilanjutkannya, di antaranya ada khitanan gratis yang anak-anaknya mau di khitan bisa di khitan, yang yatim, duafa atau kurang mampu mau mondok di Pondok Pesantren Kiai Marogan, alhamdulillah kami ada 3 tempat, yakni di Talang Betutu yang ada sekolahnya juga, di Indralaya, dan yang sedang di bangun yakni di Muara Kuang.

 

“Selain itu juga, kami juga menawarkan ada program pembinaan untuk para lanjut usia (lansia), biasanya kan para lansia, biasanya kan para lansia ini mereka untuk mengejar husnul khotimah di akhir hidupnya itu mereka ingin belajar agama,” ucapnya.

 

Menurut Pengamat Politik Muhammad Haikal Al – Haffafah, S.Sos.,M.Sos, kalau black campaign ini kalau bicara soal Pileg ini kan enggak begitulah, karena black campaign itu istilah balck campaign itu muncul kalau misalnya dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada), kandidat satu dengan kandidat dua. Di mana balck campaign ini bisa wilayah pemilihan presiden itu yang terjadi, kalau black campaign ini saya kira antar partai di level elit mungkin .

 

“Tapi kalau dilevel bawah itu tidak mungkin, karena sangat banyak kandidat, dan yang paling mungkin itu adalah money politik itu yang paling mungkin. Karena money politik ini persoalan kemiskinan dan masalah ekonomi yang dari tahun ke tahun pasti ada,” imbuhnya.

 

Masih disampaikannya, di mana itu senantiasa menjadi konsumsi publik, menjadi sesuatu hal yang saya kira semua orang sudah pada tahu. Bagaimana cara mengatasi money politik, sebetulnya kalau kita lihat panjang tapi paling tidak ekonomi yang harus diperbaiki, paling tidak volumenya bisa dikurangi. Banyak hal sebetulnya, misal kalau dalam segi sistem misalnya pemilihan umum (pemilu) tertutup, dan kalau pemilu tertutup maka money politik juga bisa berkurang.

 

“Karena orang tidak lagi menjual gambar, dia akan berbicara soal ideologi, gagasan, agenda-agenda partai, dan itu paling tidak bisa mengurangi. Kalau untuk wajah-wajah baru kalau kita lihat dilevel yang saya perhatikan yakni di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yakni di Dapil Sumsel I itu yang ada kemungkinan akan ada perubahan,” bebernya.(Anton)

 

Pos terkait