Dari Semua Kalangan Bisa Berkunjung Ke TPKS/TWKS, Berikut Ada Beberapa Hal Disampaikan Kepala UPTD TPKS

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya (TWKS) Wisata atau  lebih di kenal orang adalah Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) yang berada di jalan Syakyakirti Karang Anyar Kecamatan Gandus Kota Palembang, sejak tahun 2014 TPKS di ganti menjadi TWKS.

 

Jadi saya ingin memperkenalkan bahwa di Museum TWKS ini ada dua fungsi, yang pertama adalah tempat wisata, disini ada bekas tempat kedukan.

 

Disini juga ada taman, yang dahulu disebut taman cinta, dan selain itu juga ada yang namanya museum, demikian dikatakan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPKS Nur Yasin, S.E., M.Si.

 

Dikatakan Kepala UPTD TPKS Nur Yasin, S.E., M.Si, di mana museum ini adalah museum khusus, yang mana museum peninggalan zaman kerajaan Sriwijaya. Di sini banyak berbagai macam artefak yang ada di dalam museum ini, jumlah totalnya yang sudah dipamerkan ini totalnya ada sekitar 400 dari berbagai macam.

 

Dari mulai pernah pernik, kapal, guci, dan sebagai dan bisa masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel), pada umumnya Nusantara atau luar negeri yang sering berkunjung ke Museum Sriwijaya.

 

“Silahkan kunjungi di Museum Sriwijaya ini berbagai aneka peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya, yang jelas kami pertama sudah kerjasama dengan dinas terkait, terutama Dinas Pendidikan (Disdik) baik itu provinsi, kabupaten ataupun kota,” ujarnya.

 

Kemudian, jami berusaha ingin mengedukasikan supaya untuk anak-anak didik yang ada di Sumsel pada umumnya, juga diluar Sumsel yang berkunjung. Mulai dari anak-anak dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Taman Kanak-Kanak (TK), dan juga anak-anak yang masih sekolah di Peringkat Dini ini supaya wajib untuk berkunjung ke museum.

 

Karena kita itu Museum itu tempat sejarah, bukan tempat penyimpanan benda-benda usang, selain kita bisa bermain, disini juga bisa sekaligus tempat belajar.

 

“Bisa melihat sejarah zaman nenek moyang kita, dan disini banyak peninggalan-peninggalan yang bisa dilihat secara langsung, baik itu yang asli atau yang replika, dan kalau terkait syarat mau kunjung kesini, sebenarnya tidak ada,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, karena disini sesuai Peraturan Daerah (Perda) bahwa setiap masuk ke TPKS ini ada ditarik retribusi, termasuk kita itu begitu berkunjung kedalam TPKS ini atau ke dalam museum, cuma ada tingkat-tingkatannya, ada tingkat umum, dan juga ada tingkat anak-anak, serta ada juga tingkat turis.

 

Untuk anak-anak disini untuk masuk museum  itu hanya Rp 2.000, untuk tingkat umum disini hanya ditarik per kepala itu Rp 5.000 sesuai dengan Perda. Di sini seperti saya sampaikan tadi, bahwa di dalam museum ini ada berbagai macam, seperti kemudi kapal, guci, pernak pernik itu tadi, terus arca-arca dan masih banyak lainnya.

“Total seluruhnya itu yang sudah ada di tata pamer sekitar ada 400 lebih yang bisa di lihat atau bisa di kunjungi di dalam museum ini. Jadi semenjak saya menjadi Kepala UPTD dari tahun  2020 sampai sekarang untuk penambahan yang ada disini ini termasuk ada yang ditemukan yang namanya Prasasti Baturaja,” katanya.

 

Masih dilanjutkannya, di mana penambahan yang terbaru, dan kebetulan itu memang masih aslinya bukan replikanya, sebagian ada yang aslinya itu sudah ditarik oleh Museum Nasional, dan sebagian juga, ada juga yang aslinya di Museum TPKS ini. Jadi berbagai macam alterfak yang bisa dilihat oleh anak-anak yang bisa untuk dipelajari.

 

Kalau pengunjungnya itu berbagai macam, ada juga yang tadi saya sampaikan dari turis juga ada, dari luar negeri, dari alam negeri, anak-anak sampai ketingkat Perguruan Tinggi itu memang cukup, dan alhamdullah antusias sekali untuk berkunjung ke Museum TPKS.

“Cuma saya selalu memberikan edukasi, agar setiap Disdik agar memerintahkan untuk anak-anak didiknya untuk memberikan support untuk berkunjung ke Museum ini. Dan disini kalau  luasnya seluruh totalnya yang didalam gedung ini, yang selama kami menjadi Kepala UPTD seluruh totalnya itu ada 20 hektar,” ucapnya.

 

Masih disampaikannya, cuma spot-spot yang bisa dikunjungi ada sekitar 12 San hektar lah, disini ada tempat Taman Cinta, juga ada pendopo-pendopoan, dan juga ada disini tempat museum sendiri. Selain itu juga, disini juga seluruhnya dilengkapi, ada tempat musholla, toilet juga alhamdulilah bersih, dan juga tempat istirahat berupa pendopo-pendopoan.

 

Kalau mau bermain, misalnya berkumpul-kumpul, makan-makan ada juga yang namanya Taman Cinta. Kami selalu minta dukungan bukan hanya dengan pemerintah daerah (Pemda) saja, tetapi yang jelas dengan masyarakat juga kami minta dukungan.

 

“Saya selaku Kepala UPTD selalu mohon supportnya terutama dinas terkait, yang lebih utama lagi pemerintah atau kepala daerah provinsi Sumsel, tapi alhamdulilah dari semenjak tahun 2020 hingga sampai tahun 2025 saat ini, Pemda khususnya, Provinsi Sumsel juga pada umum luar Sumsel selalu support,” imbuhnya.(Anton)

 

Pos terkait