Dengan Total 99 Orang Sudah Mengcover Seluruh Kegiatan, Ini Disampaikan Kepala SMK Negeri Sumsel

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

Dengan adanya kegiatan Talk Show “BENDERA” yakni Bincang-Bincang Tentang Moderasi Beragama yang diinisiasi oleh beberapa organisasi diantaranya FKG, KKG, MGMP dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam, dan juga Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mendapat respon positif dari Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Sumsel Drs H Zulkarnain, M.T saat dibincangi di sekolahnya.

 

Dikatakan Kepala SMK Negeri Sumsel Drs H Zulkarnain, M.T, kalau kita ini menyambut kegiatan mereka positif lah, ini dari judulnya saja sudah mengena, itu luar biasa, dan itu butuh untuk pengetahuan itu terutama pada siswa/siswi yang memang baru mengenal dunia kebhinekaan, dan bagaimana kebhinekaan itu di bangun.

 

Kita punya program yang SMK Negeri Sumsel ini 10 unsur agama kita layani, jadi kita siapkan gurunya, jika dia Agama Katolik guru kita siapkan, pokoknya dari sisi Kebhinekaan itu kita jaga betul, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati.

 

“Mereka dengan guru agamanya tersendiri sesuai dengan bidang agamanya, jadi mereka kita siapkan gurunya, khusus guru agama mereka,” ujarnya.

 

Kemudian, di mana Itu kan mereka itu agama itu kan bukan pilihan tapi memang kebutuhan bagi mereka sudah terkait dengan agamanya masing-masing. Jadi di mana untuk guru agamanya membuat kesepakatan dengan siswanya.

 

Di mana dia harus belajar itu, kita dan mereka belajar di rumah ibadah mereka masing-masing dan itu sudah berjalan selama 3 tahunan. Tetap kita jalani sampai sekarang, di mana kita tidak membeda-bedakan suku agama, dan sebagainya.

 

“Di mana di sini kita memberikan pembelajaran, pembiasaan kepada siswa/siswi kita disini, kita boleh berbeda agama tapi jangan sampai terpecah belah,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, Terkait dengan musholla di jadikan laboratorium, jadi kegiatan ke pembelajaran agama yang sifatnya bukan praktek, atau teori yang harus dipraktekkan, itu mereka langsung ke mushollah.

 

Di mana mushollah itu kita jadikan tempat pembelajaran, belajar praktek, praktek sholat ya sholat langsung, dan ada wudhu nya juga. Misalnya tentang basis zakat, di sana kita fokuskan kegiatan keagamaan, termasuk ceramah, yakni belajar-belajar ceramah.

 

“Jadi kita memanfaatkan itu, jadi mushollah itu bermanfaat secara continue, tidak kosong, bukan hanya sholat saja, kalau hanya sholat saja maka akan kosong,” katanya.

 

Masih dilanjutkannya, jadi ada mereka yang sifatnya menunggu praktek, teori yang harus di praktekkan maka mereka kesana, itu masuk pelajaran agama, sesuai kurikulumnya, pokok kurikulum, tapi untuk ekstrakurikuler ada yakni rohis juga ada.

 

Selama saya ada disini ada 3 kompetensi yang ditambah yakni las, sepeda motor, dan perhotelan, di mana kita dahulu bidangnya adalah teknologi dan rekayasa.

 

“Tapi setelah masuk perhotelan itu sudah ada bidang pariwisata, ada tenaga pengajarnya ada, yakni guru-guru profesional dan dari industri,” ucapnya.

 

Masih disampaikannya, untuk guru industri kita datangkan yang namanya guru-guru tamu, atau anak kita ke industri, guru-guru kita di magang kan di industri, di hotel guru kita, magang di hotel, yang di sepeda motor ya magang di tempat sepeda motor.

 

Ada guru, jadi ada guru pembimbing namanya, guru pembimbing yang mereka datang ke industri komunikasi kepada pihak industri. Guru-guru dari kita, kalau untuk instruktur dan pelatih ada dari mereka.

 

‘Dimana kita sendiri untuk tenaga pengajarnya ada 77 guru, dan 22 tenaga pendidik, jadi total seluruhnya ada 99 orang semua, jadi guru itu termasuk Pegawai Negeri Sipil, PPPK, dan guru honor,” imbuhnya.(Anton)

 

Pos terkait