Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Sumatera Selatan (GAASS) menggelar aksi unjuk rasa di kantor perwakilan PT Bukit Asam (PTBA) di Palembang, Selasa (4/11/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap dugaan pencemaran lingkungan dan konflik lahan yang melibatkan perusahaan tambang batubara milik negara tersebut.
Medi, selaku koordinator aksi GAASS, menyampaikan bahwa banyak laporan publik dan pemberitaan media yang menyoroti kerusakan lingkungan diduga akibat aktivitas PTBA, terutama terkait tumpahan debu batubara dan aktivitas tongkang di Sungai Musi.
“Pencemaran lingkungan di Sungai Musi. Kami melihat debu-debu batubara dari stockpile PTBA berhamburan ke udara dan mencemari lingkungan sekitar. Ini tentu sangat berdampak bagi masyarakat,” tegas Medi.
Ia menambahkan, pihaknya juga menemukan tongkang pengangkut batubara yang diduga melebihi kapasitas melintas di bawah Jembatan Ampera. Kondisi ini dikhawatirkan dapat merusak fasilitas umum dan menambah risiko kecelakaan.
“Tongkang-tongkang itu overload, dan sangat berpotensi merusak sarana vital. Ini jelas merugikan masyarakat dan lingkungan,” tambahnya.
Lebih lanjut, GAASS menyoroti konflik lahan antara PTBA dengan warga di Tanjung Enim. Konflik tersebut disebutkan telah berlangsung bertahun-tahun tanpa penyelesaian yang jelas.
“Konflik lahan ini sudah lama berjalan. Ada warga yang mengaku digusur paksa, ada juga yang merasa dirugikan soal ganti rugi. Bahkan menurut laporan yang kami terima, PTBA belum memberikan ganti rugi secara layak,” ujar Media.
GAASS juga mengingatkan bahwa pada tahun 2020, PTBA disebut telah divonis atas pelanggaran lingkungan. Hal ini kata Media seharusnya menjadi momentum perusahaan untuk berbenah, bukan kembali melakukan aktivitas yang merusak lingkungan.
“Sebagai pemuda dan mahasiswa Sumsel, kami sangat prihatin. Padahal batubara yang dikelola PTBA ini mencapai 5.000 miliar ton dari total 9.000 miliar ton yang ada di Sumsel,” bebernya.
Menanggapi aksi tersebut, Asyhari Prima Nanda selaku Penjabat Manager Umum PTBA menyatakan pihaknya apresiasi masukan dari teman-teman.
Terkait tongkang pengangkut batubara, Asyhari membantah bahwa PTBA menggunakan tongkang overload atau merusak fasilitas umum.
“Kami sudah berkoordinasi dengan KSOP. Jika ada tongkang yang melebihi kapasitas, itu bukan milik PTBA. Untuk urusan lingkungan, kami memastikan seluruh aktivitas penambangan sudah sesuai prosedur,” tegasnya.
Asyhari menegaskan komitmen PTBA untuk menjalankan operasi tambang yang berwawasan lingkungan dan terbuka terhadap kritik.
“Kami terima semua kritik dan akan mengevaluasi sesuai aturan yang berlaku,” pungkasnya.
(Deva)











