Hadiri Peringatan HUT Palembang Ke-1341 Tahun, Bakal Calon Walikota Palembang Yudha Pratomo Mahyudin Soroti Kinerja PJ Walikota Palembang Ratu Dewa Selama 9 Bulan Ini

oplus_2

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Bakal Calon Walikota Palembang Prof. Yudha Pratomo Mahyuddin , S.T., M.Sc., Ph.D.  menghadiri kegiatan Rapat Paripurna HUT Kota Palembang ke 1341 Tahun di ruang rapat Paripurna DPRD Kota Palembang,Minggu 16 Juni 2024.

 

 

Yudha Pratomo Mahyuddin mengatakan,  hari ini adalah peringatan ulang tahun Kota Palembang ke 1341 tahun. Palembang sebagai kota tertua harusnya menunjukkan bahwa dengan usia tua itu harusnya yang paling bagus karena sudah duluan. “Tadi dipaparkan pembangunan kota Palembang,” ujarnya.

 

Hanya saja sambung Yudha,  kalau kita memperingat ulang tahun itu berarti berkaitan dengan sejarah sejarah kota Palembang. Dan seperti yang diketahui sejarah Kota Palembang ini sangat panjang.

 

“Tapi mana walikota yang lama, harusnya di sini ada pak Edi Santana ada pak Harnojoyo, tapi di mana mereka. Dari video yang ditampilkan itu hanya terkait pembangunan yang terjadi selama 9 bulan terakhir. Coba diperlihatkan pembangunan yang dikerjakan oleh pak Edi Santana, pembangunan yang dikerjakan oleh pak Harnojoyo. Masak yang ditampilkan dalam video paparan itu cuman pembangunan Kota Palembang selama 9 bulan ini saja, yang ditampilkan ini semestinya bukan capaian 9 bulan ini saja tapi harusnya apa pencapaian dari pemimpin sebelumnya,” katanya.

 

 

“Jadi yang ditampilkan disini, seolah-olah-olah suatu pertunjukan individual kalau menurut saya. Ya seharusnya mana mereka pemimpin sebelumnya. Saya berharap bertemu pak Edi Santana, saya bertemu pak Harnojoyo,  ketemu dengan ibu Fitri, serta bertemu dengan wakil-wakil Walikota Palembang yang lama. Jadi lebih ke arah situ, karena ini judulnyo Hari Ulang Tahun Kota Palembang, itu kalau menurut saya,” bebernya.

 

Ketika ditanya kondisi Kota Palembang saat ini, Yudha menegaskan, dia melihat kondisi sekarang ini tidak sesuai dengan umurnya yang sudah tua. Karena Kota Palembang kota tertua di Indonesia tapi tidak termasuk kota hebat di Indonesia.

 

“Coba tanyakan dengan orang luar orang di luar Sumsel seperti orang Jakarta, bagaimana tanggapan mereka tentang Palembang. Kalau yang saya sering dengar dari orang asal luar Palembang, mereka mengatakan Palembang ini semrawut, macet, banjir. Ya kendala-kendala umum yang terjadi. Silakan ditanya ke orang luar bagaimana kondisi Palembang sekarang ini. Kesan dan pesan dari mereka terhadap Palembang,” ucapnya.

 

Ketika ditanya awak media terkait PPDB saat ini untuk PPDB SD,SMP dan SMA dengan sistem zonasi, Yudha mengungkapkan, kalau kualitas sekolahnya tidak sama itu susah dan tidak akan jalan. Sistem zonasi ini baru bisa berjalan dengan baik kalau seluruh sekolah di Palembang di Sumsel ataupun di manapun di Indonesia ini kualitasnya kurang lebih sama atau memiliki standar yang sama.

 

“Jadi orang tidak masalah mau sekolah di dekat rumahnya atau sekolah tempat yang jauh kalau kualitasnya sama.  Sekarang anak-anak sekolah itu mereka  memilih di sekolah tempat yang jauh tapi jauh tidak dalam zonasinya itu sekolahnya biasa saja.  Yang jadi masalahnya karena orang yang di alamatnya di situ menganggap kalau yang di ujung itu lebih bagus daripada di dekat rumahnya di zonasi dia. Tapi kalau sekolah mutunya sama tidak ada masalah sistem zonasi, siswa tidak memilih sekolah yang jaraknya jauh dari rumahnya,” bebernya.

 

“Jadi kalau pemerintah itu mau menjalankan sistem zonasi, maka harus ditingkatkan dulu fasilitas sekolahnya, termasuk guru-guru yang bagus itu jangan berkumpul di satu sekolah saja, tapi guru yang kualitasnya bagus ya dirolling ke sekolah yang biasa saja. Sehingga mutu sekolah yang biasa saja bisa meningkat. Misal guru SMA 17 atau guru SMA 1 ya digilirkan ke sekolah yang biasa saja. Jadi yang kurang bagus kedepan akan jadi berkualitas.  Sekolah yang  sudah berkualitas ya harus dijaga,dan  yang belum berkualitasnya ditingkatkan,” tegasnya.

 

 

Menurutnya, zonasi itu tidak akan jalan ketika kualitas sekolah itu tidak sama.  Oleh sebab itu, harus pemerataan kualitas dan kuantitas sekolah.

 

“Jadi sekolah yang kurang berkualitas di baguskan, guru-guru yang hebat dipindahkan ke sekolah yang kurang bagus seperti tour of duty. Sehingga kualitas itu akan meningkat jadi sekolah di komplek kita dengan yang di sekolah unggulan itu kurang lebih sama. Itu fasilitas sekolah di perbaiki karena pendidikan itu berkaitan dengan kualitas,” bebernya.

 

“Untuk masalah sekolah di kelurahan atau kecamatan itu tidak ada sekolah itu lebih aneh lagi menurut saya. Kalau di satu kecamatan atau kelurahan tidak ada sekolah SMA itu ya lebih aneh lagi. Kalau bisa ya ditambah SMP dan SMA negeri,” tambah Yudha.

 

 

Yudha mengungkapkan, jika dia terpilih menjadi walikota Palembang Periode 2024-2029, maka dia akan lakukan penyamarataan kualitas sekolah peningkatan kuantitas di dalam kecamatan yang tidak ada sekolah Sekolah Negeri.

 

“Mana kecamatan atau Kelurahan yang masih belum ada SMA negeri, fasilitas pendidikan dasar dan menengahnya sampai SMA jangan sampai di zonasi itu tidak ada. Selain itu, harus diperbaiki kualitasnya mungkin dengan tour of duty dari guru-gurunya peningkatan fasilitas sekolahnya melalui dukungan dana dari pemerintah. Kemudian ya banyak yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari SMA,SMP dan SD,” pungkasnya. (Yanti)

 

 

Pos terkait