Kadinkes Provinsi Sumsel Berpesan Ini Kepada FK UNSRI, Angka Kematian Ibu di Indonesia “Tragedi” Yang Terus Berlanjut

 

Palembang.Berita Suara Rakyat.Com

Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal in Penjabat Gubernur Sumsel Dr Drs H A Fathoni, M.Si yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel menghadiri undangan dari Universitas Sriwijaya (UNSR) dalam acara Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran UNSRI, Prof. Dr. dr. Mohammad Zulkarnain, M.MedSc, PKK, AIFO-K, SpKKLP. Subs.FOMC, FISPH, FISCM bertempat di Gedung Serbaguna Pascasarjana Universitas Sriwijaya Bukit Besar Palembang

 

Dikatakan Kepala Dinkes Provinsi Sumsel dr H Trisnwarman, M.Kes., Sp.KKLP, di mana acara pengukuhan ini merupakan momen yang sangat bersejarah dan berharga bagi kita semua, dan hari ini, kita hadir untuk memberikan penghargaan dan pengakuan atas pencapaian luar biasa dari Prof Dr dr Mohammad Zulkarnain, M.MedSc., PKK., AIFO-K., SpKKLP., Subs.FOMC., FISPH., FISCM, yang telah berhasil meraih gelar Guru Besar Bidang Ilmu Kedokteran.

 

Dengan segala kelebihan dan keistimewaannya, Prof Dr dr Mohammad Zulkarnain telah menjadi salah satu teladan bagi para akademisi dan praktisi di bidang kedokteran. Dan dedikasinya dalam mengembangkan ilmu kedokteran dan berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat.

 

“Di mana Pemprov Sumsel telah terus berupaya melakukan pembangunan di bidang Kesehatan, dan Fakultas Kedokteran (FK) UNSRI memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) kesehatan di wilayah Sumsel,” ujarnya.

 

Kemudian, di mana FK UNSRI telah menyelenggarakan pendidikan kedokteran untuk calon-calon dokter dan para spesialis, dengan memberikan pendidikan yang berkualitas, fakultas ini berkontribusi secara langsung terhadap peningkatan jumlah dan kualitas tenaga medis di Sumsel.

 

Kementerian Kesehatan memliki enam pilar transformasi kesehatan penopang sistem kesehatan Indonesia yang harus kita bangun bersama dengan serius dan terus menerus. Di mana pada pilar yang kelima yakni Transformasi SDM Kesehatan yaitu dari tenaga kesehatan yang kurang menjadi cukup dan merata.

 

Kita berharap agar di wilayah Sumsel akan terpenuhinya jumlah dokter baik dokter umum, gigi dan spesialis secara merata di 17 kabupaten kota wilayah Sumsel. Dan pentingnya sinergi dan kolaborasi seluruh komponen bangsa untuk menyukseskan agenda transformasi Kesehatan,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, FK bertanggung jawab untuk mencetak dokter yang berkualitas, sedangkan fasyankes dan Dinkes memiliki peran dalam pendayagunaan dan pemerataan. Melalui acara ini, kita juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada UNSRI atas upaya dan komitmennya dalam mendukung perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia, khususnya di Provinsi Sumsel.

Saya yakin, dengan semangat dan dedikasi yang dimiliki oleh Prof Dr dr Mohammad Zulkarnain, dapat terus memberikan sumbangsih saran dan pemikiran pada ilmu kedokteran agar terus berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan masyarakat kita pada khususnya di Wilayah Sumsel.

 

“Terakhir, mari kita sambut acara pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Kedokteran ini dengan penuh kebanggaan dan semangat yang tinggi. Semoga acara ini menjadi berkah dan inspirasi bagi kita semua,” katanya.

 

Menurut Prof Dr dr Mohammad Zulkarnain, M.MedSc., PKK., AIFO-K., SpKKLP., Subs.FOMC., FISPH., FISCM yang mendapat gelar Guru Besar dalam bidang ilmu kedokteran pada FK UNSRI dalam orasi ilmiahnya menyampaikan, di mana saya ambil tema dalam orasi ilmiah ini yakni angka kematian ibu di Indonesia “Tragedi” yang terus berlanjut, bahwa angka kematian ibu atau Maternal Mortality Rasio adalah jumlah kematian ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas dibagi dengan 100000 persalinan hidup.

 

Di mana angka kematian ibu menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, saat melahirkan dan selama nifas.’

 

“Di mana kematian ibu yang tinggi terdapat pada negara-negara di mana terjadi ketidakadilan atau ke tidak merataan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas serta adanya kesenjangan yang besar antara yang kaya dan miskin,” ucapnya.

 

Masih dilanjutkannya, angka kematian pada negara-negara berpenghasilan rendah pada tahun 2020 adalah 430 per 100000 kelahiran hidup, sedangkan dinegara-negara berpenghasilan tinggi adalah 12 per 100000 kelahiran hidup. Ibu meninggal dapat diakibatkan karena terjadinya komplikasi selam kehamilan, persalinan, dan saat nifas.

 

Agar ibu dapat menjalani kehamilan, persalinan dan menyelesaikan masa nifas dengan selamat dan sejahtera, maka paling tidak ada 4 hal yang harus dihindari agar tidak terjadi. Dan kalau sampai terjadi maka masing-masing penyebab di bawah ini harus bisa dikelola dengan baik.

 

“Ibu-ibu yang tinggal didaerah terpencil atau sulit terjangkau merupakan orang yang paling besar resikonya untuk tidak mendapatkan pelayanan yang baik yang mereka butuh kan, terutama pada daerah yang tenaga kesehatan terlatihnya sangat terbatas atau tidak tersebar merata,” imbuhnya.(Anton)

 

Pos terkait