Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Kepala Biro (Karo) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) provinsi Sumsel membuka secara langsung rapat koordinasi (rakor) persiapan sosialisasi program kejar tahun 2023 se Sumsel yang dimana rakor ini sendiri dipusatkan di ruang rapat Asisten II bidang Ekonomi, Keuangan (E.Keu) dan Pembangunan Setda Provinsi Sumsel, Jumat (6/10/2023).
Turut hadir didalam rapat tersebut yakni Karo Perekonomian Setda Provinsi Sumsel H Henky Putrawan, SPt.,M.SI.M.M, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Provinsi Sumsel sekaligus Kepala Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Palembang H Moses Ahmad, Perwakilan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumsel, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Palembang Rafli, S.Pd.,M.Pd, dan undangan lainnya.
Dikatakan Karo Perekonomian Setda Provinsi Sumsel H Henky Putrawan, SPt.,M.SI.M.M, kita ada yang namanya program keuangan pelajar (kejar) yang dimana kejar itu harus membuat murid-murid atau pelajar-pelajar ini untuk punya satu tabungan satu pelajar.
Jadi membiasakan untuk murid-murid dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah, dan Pondok Pesantren itu membiasakan untuk menabung. Karena kita ketahui kekuatan dari keuangan negara kita ini salah satunya adalah tabungan pelajar.
“Jadi dengan adanya kebiasaan itu, jadi membuat murid-murid ini mempunyai tabungan yang kedepannya akan membiasakan mereka punya tabungan yang bisa membantu juga perekonomian dari mereka,” ujarnya.
Kemudian, kalau kerjasamanya pasti dengan bank, karena yang akan mereka ini nabung di bank, tapi disekolah-sekolah itu ada program Laku Pandai, tapi tetap tabungan itu tetap di buka tabungannya di buku tabungan ya tabungan bank.
Bisa Bank Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (BSB) atau bisa bank lain juga, tapi di prioritaskan untuk BPD atau BSB. Sekarang karena memang untuk dibangkitkan lagi program ini, karena kita ketahui bahwa program ini salah satunya kebaikan daripada pelajar tersebut.
“Memang ada dampak kekuatan ekonomi dari suatu negara. Dan kalau untuk membuka buku tabungan pelajar itu kan yang kita ketahui sebesar Rp 5 ribu, tapi yang tidak ada Anjungan Tunai Mandiri (ATM), dan administrasinya hanya 5 ribu,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, makanya disekolah ada Laku Pandai, jadi mereka bisa nabung disekolah dahulu, nanti ada kerjasama dengan perbankan mungkin setiap bulannya nanti perbankan akan datang untuk memasukan ke buku tabungan, dan jika setiap hari juga tidak mungkin mereka kesana.
Di sekolah itu ada program Laku Pandai semacam bank mini istilahnya itu, sebelum uang siswa tersebut disetorkan ke bank. Sistem koperasi juga bisa boleh, tapi tetap buku tabungannya ada di bank, buku tabungannya di bank yakni perbankan.
“Kalau manfaatnya yang paling besar itu adalah membiasakan anak-anak atau pelajar untuk menabung, karena zaman sekarang kan sifat borosnya yang tidak baik, dan salah satu pengendalian inflasi itu tidak boros,” katanya.
Masih dilanjutkannya, jadi kalau dengan tidak boros, berarti kita dengan menabung itu bisa pengendalian inflasi juga, dan pertumbuhan ekonomi juga. Kalau untuk menekannya, kita kira tidak seperti itu, tapi lebih baik menghimbau, dan lebih mendorong untuk anak-anak atau pelajar membiasakan menabung intinya begitu.
Karena kalau kita tekankan atau kita paksakan Istilah tidak boleh, tapi kalau kita ini menghimbau dan mendorong untuk menabung. Makanya kita juga mengajak anak-anak itu, dan khusus dari perbankan atau pemerintah mungkin dapat reward, bisa reward hadiah atau bonus nanti kalau ada yang rajin paling menabung.
“Sedangkan nabung diluar ada undian bisa dapat hadiah berupa kendaraan di BSB, kenapa anak-anak atau pelajar tidak bisa kita reward kan. Nanti dari banknya mungkin siapa yang paling banyak, ada undian nanti yang dari pelajar, undian tabungan belajar, kan bisa seperti itu,” ucapnya.
Begitu juga menurut Kepala SMK Negeri 8 Palembang Rafly, S.Pd.,M.Pd, kami sangat mendukung untuk kegiatan siswa untuk menabung, dan agar menghimbau siswa untuk menabung, belajar berhemat dengan cara menabung, dan untuk siswa kita dari dahulu sudah dihimbau untuk menabung.
Dimana itu sudah dimulai dari siswa kelas X, kita belum tahu berapa totalnya, karena dari pihak perbankan bersosialisasi ke sekolah untuk mengajak menabung, dan ada yang sudah ada yang menabung, dan dimana salah satunya adalah BSB.
“Dia langsung ke perbankan, mereka juga kita ganti di harapkan agar mereka bisa ke sekolah-sekolah pada hari tentu untuk mempermudah, istilah jemput bola itu sih harapan kita kepada pihak perbankan,” imbuhnya.
Masih diungkapkannya, itu sesuai dengan persyaratan dari perbankan, itu tidak besar, makanya siswa yang mau menabung, kita sarankan untuk menabung. Jadi kita tidak ada paksaan untuk menabung itu, tetapi kita menghimbau untuk mereka menabung. Dan kita berharap, kita menghimbau semuanya mereka menabung.
Di himbau disini sifatnya, kita tidak bisa memaksa kan mereka menabung, karena dengan himbauan kita itu berarti mereka berhemat, dengan berhemat maka untuk mereka sendiri. Kalau dari pihak perbankan sendiri ada yang mengedukasi siswa untuk menabung ada, salah satunya yakni BSB yang pernah bersosialisasi kesini
“Antusiasnya sendiri ada juga yang menabung, tapi belum banyak untuk persentase dari total siswa kita. Tapi begini ladang-kadang mereka dapat kesempatan misalkan dia memenangkan lomba mereka butuh tabungan, kalau dia tidak ada tabungan atau rekening tabungan kan susah, terutama kelas X sudah menabung,” bebernya. (Anton)