Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Kasus penderita HIV/AIDS di Provinsi Sumsel mengalami peningkatan yang cukup significan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Oleh sebab itu Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel menghimbau seluruh elemen masyarakat dan seluruh stakeholder terkait untuk berperan aktif dalam menekan angka kasus HIV/AIDS di Sumsel.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan dr. H. Trisnawarman, M.Kes., Sp.KKLP., Subsp.FOMC mengatakan, kasus HIV dan AIDS memang meningkat di Sumsel cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kalau beberapa tahun lalu masih 1000 kasus. Tapi saat ini sudah mencapai sekitar 5000 kasus di Sumatera Selatan.
“Itu pun sudah memakan obat. Kita belum tahu kasus-kasus yang lain,” ujarnya saat diwawancarai dikantornya, Kamis (24/5/2025).
Lebih lanjut Trisnawarman menjelaskan, kasus HIV/AIDS ini umumnya paling tinggi terjadi pada orang-orang yang lelaki seks lelaki istilahnya LSL. Di samping itu ada penderita dari Pekerja Seks Komersial (PSK) dan pergaulan yang tidak sesuai dengan ketentuan.
“Kita harapkan tokoh masyarakat, perangkat masyarakat desa, tenaga pendidikan dan semua sektor terkait untuk menuntaskan masalah HIV/AIDS ini. Jadi tidak hanya leading sektornya di Dinas Kesehatan saja. Ini harus kita kejar, harus kerja keras bersama seluruh stakeholder baik dari tokoh agama, tokoh masyarakat, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan dinas lainnya dari pemerintah setempat,” katanya.
“Jangan sampai melegalkan, orang-orang yang kelainan seperti LGBT dan sebagainya dan tempat-tempat tersebut juga harus dibina. Tempat yang sering berkumpulnya masyarakat ini juga dibina. Jadi kita harapkan untuk menekan kasus ini di samping pencarian kasusnya harus ada. Kita juga membentuk pertemuan terkait pencapaian kasus bukan hanya di rumah sakit negeri tapi juga swasta klinik dan lainnya dalam rangka mencapai kasus HIV/AIDS ini dapat ditemukan. Sehingga dapat cepat diobati dan juga kita memberikan penyuluhan,” tambahnya.
Oleh sebab itu, sambung Trisnawarman, butuh peran semua pihak dan semua elemen masyarakat untuk menekan angka kasus HIV/AIDS ini.
“Butuh peran semua elemen masyarakat, terutama orang tua untuk mengawasi anak-anaknya. Jangan jangan sampai bersahabat dengan orang yang tidak betul. Jadi memang penyakit ini penyakit yang susah diobati,” tuturnya.
Ketika ditanya awak media Sumsel masuk peringkat berapa ditingkat nasional untuk kasus HIV/AIDS, Kadinkes Sumsel mengungkapkan, belum tahu peringkat berapa. Tapi memang ada peningkatan di Sumsel.
“Dan itu harus diobati dengan obat ARV. Harus diminum seumur hidup obatnya kalau sudah positif HIV/AIDS, agar bisa hidup normal. Tapi penderita HIV/AIDS tidak bisa sembuh, jadi dia minum obat seumur hidup. Kalau tidak minum obat maka bisa meninggal,” tandasnya.
Trisnawarman menghimbau seluruh elemen masyarakat untuk sosialisasi.
“Kita sudah melakukan sosialisasi ke sekolah, ketengah masyarakat tempat yang ada PSK, kita buat sosialisasi. Untuk sosialisasi ini akan terus dilakukan. Karena target kita di tahun 2030 mendatang, kasus HIV/AIDS ini menurun, sesuai dengan pencapaian WHO,” pungkasnya. (Yanti)