Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Sampaikan Ini Terkait Rapat Koordinasi Antisipasi Dampak Analisa Prakiraan Curah Hujan Di Sumsel

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Provinsi (pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumsel Hengky Putrawan menghadiri rapat koordinasi antisipasi dampak analisa prakiraan curah hujan dibawah normal di Sumsel, yang dipusatkan di ruang rapat Setda Provinsi Sumsel, Kamis (3/8/2023).

 

Dikatakan Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumsel Hengky Putrawan, perkiraan cuaca ini kita dipaparkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) provinsi Sumsel tadi bahwa di bulan Agustus, September, Oktober, kemungkinan juga sampai di bulan Desember tahun 2023 itu akan ada kekeringan atau kemarau.

 

Untuk antisipasi itu makanya kita adakan rapat bersama OPD-OPD terkait, seperti Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (TPH), Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Dinas Perdagangan, BMKG, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk bencana alam, Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumsel, dan Bulog.

 

 

“Itu persiapan kita untuk penanggulangan dan pencegahan dari Elnino itu sendiri, salah satunya yang pertama tadi kita ingin tahu stock barang untuk persediaan kita kedepan ini ada atau tidak,” ujarnya.

 

Kemudian, di Bulog itu kan mereka juga ada Badan Pangan Nasional itu ada program untuk beras ke masyarakat mungkin gula juga, terigu juga, disana untuk tahap pertama mereka sudah dibagikan. Dan untuk tahap kedua ini sudah masuk kemungkinan mereka akan dibagikan pada bulan Oktober, November, dan Desember.

Makanya saya tadi juga bicara jangan terlalu saklak, kalau memang dibutuhkan dibulan September atau Oktober ya silahkan itu maksud saya seperti itu, dimana itu salah satunya untuk menjaga inflasi. Jangan sampai stock barang ini habis, beras habis kita, jadi harga naik, sebelum itu naik, kita adakan pasar murah, dan juga operasi pasar.

 

“Salah satu Dinas Perdagangan juga dia harus memantau stock barang kita yang ada mungkin di pengusaha-pengusaha kita beras, jangan sampai untuk kebutuhan Sumsel sendiri belum terpenuh, justru dijualnya keluar, itu yang kita pantau,” ungkapnya.

 

 

Dilanjutkannya, itu akan kita lakukan sidak, makanya salah satunya tadi kita undang juga dari satuan tugas (satgas) pangan ke pihak kepolisian daerah (Polda) itu salah satu juga. Dimana kita dari team inflasi ini, ya kita pasti akan kalau sudah ada memang ada gejolak dari harga itu naik, maka kita lihat.

 

Dimana kita cek ada penimbunan tidak itu yang pertama, yang kedua memang kita lihat cek sidak pasar tadi, kalau memang harga itu memang kurang, kita juga tadi dengan Bank Indonesia tadi kita kerjasama itu kan ada kerjasama antar daerah.

 

 

“Mungkin disana ada yang memang dia produksinya bagus dan naik, kita butuh ya kita adakan kerjasama antar daerah. Kita kan ada Team Inflasi yakni TPID, itu yang setiap Senin pun kita ada rapat dengan team instalasi tersebut,” katanya.

 

Masih dilanjutkannya, bukan itu saja kita juga adakan rapat zoom meeting dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan team sama pusat yaitu Badan Pangan Nasionalnya, dari Kementerian Pertanian itu dipimpin langsung oleh Kementerian Dalam Negeri itu zoom.

 

Jadi seluruh kabupaten/kota juga se Indonesia,  seluruh provinsi se Indonesia ikut zoom juga, jadi kita memantau. Disana setiap Minggu itu dilihat, kalau memang harga dikabupaten ini naik itu ditayangkan oleh Kemendagri.

 

“Bukan hanya itu saja, dari BPS juga ditayangin, dari Perdagangan, Pertanian, dari Badan Pangan Nasional juga ditayangkan disana. Jadi kita tahu, oh ini naik harga, oh ini turun harga, oh ini naik bagaimana solusinya, jika itu naik terus dalam 1 bulan itu harus paparan Bupati, Walikota atau Gubernurnya,” ucapnya.

 

Menurut Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel Ir Darma Budhy, S.T.,M.T, dimana tadi kita pimpin rapat antisipasi Elnino atas laporan dari BMKG, bahwa Elnino akan terjadi mulai bulan Agustus sampai Oktober 2023 ini. Akibat Elnino terjadi pengurangan curah hujan, dimana curah hujan itu dibawah normal istilah mereka, akibat itu akan terjadi diprediksi kemarau.

 

Akibat dari kemarau pasti akan mengurangi produksi pertanian, dimana contohnya tadi kita ambil permasalahan di Musi Banyuasin Karang Tengah. Berdasarkan prediksi akan berkurang produksi pertanian 50 persen, dan mereka berganti ke tanaman keras, seperti jagung dan lain-lain.

 

“Berdasarkan laporan tadi dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (TPH) provinsi Sumsel, ada beberapa lokasi pertanian yang mengalami kekeringan. Dimana masyarakat atau para petani biasanya beralih ke pertanian Lebak, pada intinya apa yang dipaparkan oleh BMKG Sumsel tadi kita harus mengantisipasinya,” imbuhnya.

 

Begitu juga disampaikan perwakilan dari BMKG Sumsel dalam hal ini Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Sumsel Nandang Pangaribowo, berdasarkan rapat tadi yang kami sampaikan dari BMKG bahwasanya tingkat perkembangan dinamika atmosfir yang terjadi di wilayah Pasifik khususnya Elnino yang terjadi disana itu berkembang saat ini menjadi status Elnino moderat.

 

Artinya bahwasanya potensi tingkat kekeringan yang terjadi di wilayah Indonesia itu akan meningkat juga. Jadi dapat bisa dipantau Bahwasanya Hotspot yang terjadi diwilayah Kalimantan sudah meningkat dan di provinsi Sumsel sendiri juga telah meningkat.

 

“Namun tidak separah yang ada di Kalimantan,  namun demikian kita patut mewaspadai karena potensi Elnino yang moderat tersebut itu, sangat biasanya untuk wilayah Sumsel itu sangat berdampak penurunan curah hujan sampai dengan 70 persen,” bebernya. (Anton)

 

Pos terkait