Kepala Dinkes Provinsi Sumsel Memberikan Keterangan Kronologis Terkait Pasien Ibu Hamil Yang Meninggal Di Kabupaten Muratara, Ini Pesan Yang Disampaikannya

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan dalam hal ini langsung disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel dr Trisnawarman, memberikan konferensi pers terkait laporan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan audit maternal prenatal di kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) pada kasus kematian ibu Nyonya A dari Puskesmas PAW Muratara.

 

Dikatakan Kepala Dinkes Provinsi Sumsel dr Trisnawarman, saya mewakili Gubernur Sumsel dimana surat telah ditugaskan dari disposisi Gubernur Sumsel selaku ketua Team yakni ketua Monev ini untuk melaporkan untuk menyampaikan Konferensi Pers hasil audit dan juga laporan monitoring selama baik dari team yang terjun langsung ke puskesmas, dan team audit maternal prenatal.

 

Dimana kami akan memberikan kesimpulan dan juga rekomendasi kami kepada pihak terkait, dalam hal ini Puskesmas Mura PAW di Muratara. Jadi kesimpulan dari hasil audit maternal prenatal dan Monev kami, pihak team Monev dari provinsi Sumsel itu terdiri dari diketuai oleh Kepala Dinkes Sumsel, Wakil Ketua oleh Rumah Siti Fatimah dan Rumah Sakit Umum Palembang Dr Mohammad Hossein, biro hukum, Dinas PPPA, dan sebagainya.

 

“Jadi dari hasil kesimpulan kami sebagai berikut  kondisi geografis sulit dijangkau dan termasuk daerah terpencil khususnya di PAW tersebut. Sarana prasarana dan alat kesehatan sudah memenuhi standar minimal, yaitu sebesar 60-an persen, itu termasuk minimal tandanya sudah cukup,” ujarnya.

 

Kemudian, sumber daya manusia (SDM) puskesmas PAW terdapat kekurangan tenaga dokter dan dokter gigi, sebagian besar SDM kesehatan di Puskesmas non Aparatur Sipil Negara (ASN) 65 persen. Jadi dokternya ada satu, dokter gigi tidak ada, yang lain-lainnya ada, tenaga kesehatan lainnya yang masih termasuk SDM nya masih kekurangan tenaga.

 

 

Tapi itu sudah cukup, dan termasuk masih ada perlu beberapa SDM yang dibutuhkan. Pelayanan kesehatan ibu hamil sudah dilakukan sesuai standar, didapatkan faktor resiko yang menjadi penyulit pada proses persalinan, tinggi badan ibu tersebut 145 centimeter.

 

 

“Pelayanan persalinan tidak bisa dilaksanakan di puskesmas karena tidak ada kemajuan proses persalinan, sehingga pasien perlu dirujuk ke rumah sakit, dan terjadi perburukan kondisi pasien selama perjalanan ke rumah sakit,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, terlebih lagi mobil ambulance sempat tergelincir, disanalah yang membuat lama perjalanan dari puskesmas ke rumah sakit di kota Lubuk Linggau. Kesimpulannya pasien meninggal di rumah sakit setelah diupayakan di rujuk, pasien meninggal di rumah sakit.

 

Telah ada kesepakatan damai antara tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan persalinan ataupun pihak puskesmas PAW dengan keluarga pasien atas kejadian ini. Dan juga disaksikan oleh kepala desa, perangkat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama juga.

 

 

“Hasil surat pernyataan perdamaian juga ada ini, jadi itu hasil kesimpulan dari pemeriksaan audit maternal prenatal dan Monev. Dimana akan di rekomendasi kita terhadap Dinkes Muratara yang akan diteruskan ke puskesmas PAW, dan juga puskesmas sekitar,” katanya.

 

 

Masih dilanjutkannya, yaitu meningkatkan infrastruktur akses jalan ke fasilitas kesehatan, dan menguatkan jaringan komunikasi dalam menunjang pelayanan kesehatan, terutama didaerah terpencil dan daerah perbatasan. Melengkapi sarana prasarana alat kesehatan, memenuhi kebutuhan obat, dan pembekalan kesehatan.

 

 

Selain itu juga melakukan pemeliharaan sarana prasarana dan alat kesehatan itu kita rekomendasi kita terhadap puskesmas tersebut, dan juga puskesmas sekitar juga, bukan hanya itu saja, semua puskesmas di Muratara. Memenuhi SDM kesehatan sesuai standar serta memberikan insentif yang lebih besar untuk SDM  kesehatan didaerah terpencil.

 

 

“Jadi kita harapkan dengan adanya insentif tersebut banyak tenaga kesehatan yang selama ini tidak mau, dia akan menjadi mau ke daerah terpencil tersebut. Karena insentif itu sangat berguna bagi mereka, karena itu daerah terpencil, sehingga sulit untuk mencari pasien dan sebagainya,” imbuhnya.

 

Masih disampaikannya, dimana kita harapkan pemerintah mau memberikan insentif untuk tenaga kesehatan-tenaga kesehatan, sehingga dokter dan dokter gigi mau masuk disana. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan melalui pelatihan, seminar, dan workshop berbasis kompetensi.

 

Jadi kita harapkan meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan ini melalui pelatihan-pelatihan dan juga workshop untuk memenuhi standar kompetensi mereka, jadi kita harapkan semua tenaga kesehatan di latih.

 

“Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak sesuai standar secara berkesinambungan serta melibatkan lintas program lintas sektor terkait. Jadi kita harapkan juga ANC, PNC, dan sebagainya lebih di tingkatkan di puskesmas tersebut,” bebernya. (Yanti)

Pos terkait