Kepala ESDM Provinsi Sumsel Menjadi Narasumber Diacara Seminar, Berikut Beberapa Hal Disampaikan APBI ICMA

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, S.H., MSE yang diwakili oleh Dinas Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Provinsi Sumsel Hendriansyah, S.T., M.Si menghadiri acara sekaligus menjadi narasumber pada acara seminar kontribusi pertambangan membangun Sumsel yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia Indonesian Coal Mining Association (APBI ICMA) bertempat di grandballroom Santika Premiere Bandara Hotel Palembang, Kamis (25/7/2024).

 

Dikatakan Kepala ESDM Provinsi Sumsel Hendriansyah, S.T., M.Si, tentu kita merasa bersyukur dan apresiasi kepada APBI ICMA yang memilih provinsi Sumsel menjadi tempat untuk dilaksanakannya seminar, karena memang Sumsel itu salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki cadangan potensi Batu Bara, kemudian mendapatkan hasil dari penerimaan negara bukan pajak Dana Bagi Hasil (DBH) yang cukup besar dari Batu Bara ini.

 

Dan dengan kehadiran APBI ICMA ini tentu menjadi tempat untuk berdiskusi, mencari solusi terkait permasalahan-permasalahan di kegiatan pertambangan Batu Bara yang ada di provinsi Sumsel.

 

“Jadi tema tersebut memang relevan, kalau Batu Bara itu berproduksi maka apakah ada pendapatan yang diperoleh oleh daerah, dan tadi kan sudah terbukti,” ujarnya.

Kemudian, jadi semakin tingginya produksi Batu Bara maka akan meningkatkan potensi penerimaan negara dan daerah, serta tema kedua tadi adalah masalah logistik, di mana provinsi Sumsel itu posisinya itu kan berada di tengah pulau. Untuk mengangkut Batu Bara itu, di mana PT Bukit Asam itu kalau ke arah Lampung perlu 400 kilometer, dan ke arah kota Palembang perlu hampir 200 kilometer.

 

Keterbatasan logistik ini menyebabkan biaya angkut Batu Bara di Sumsel itu jadi sangat mahal, sehingga ini tidak kompetitif di bandingkan dengan Batu Bara yang di reproduksi di Kalimantan.

 

“Ini yang harus dipikirkan secara bersama produksi bisa lebih meningkat, kemudian ongkos logistik bisa lebih murah, sehingga Batu Bara di Sumsel ini dapat memberikan nilai yang besar bagi masyarakat dan bagi pengusaha yang ada,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, kalau kita lihat trennya dari mulai tahun 2019 sampai dengan tahun 2023 ini terus meningkat, kalau sebelumnya masih di kisaran di bawah 50 juta ton, tahun 2023 provinsi Sumsel itu sudah memproduksi Batu Bara hampir 105 juta ton. Ini ke depan-ke depannya tentu akan semakin meningkat lagi diiringi dengan dibangunnya infrastruktur atau logistik untuk mengangkut Batu Bara tersebut.

Sementara ini memang untuk darat kita menggunakan kereta api, kemudian ada jalan khusus yang dibangun oleh perusahaan, sedangkan untuk Musi Rawas Utara itu juga ada jalan khusus yang dibangun oleh Grup Atlas

 

“Kita berharap organisasi ini berperan untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di sektor pertambangan Batu bara, jadi asosiasi ini akan menjadi organisasi yang bisa memediasi dari kepentingan perusahaan, kepentingan pemerintah, dan kepentingan masyarakat,” katanya.

 

Menurut Sekretaris Jenderal APBI ICMA Haryanto Damanik, dari APBI ICMA melihat bahwa acara ini untuk mengumpulkan gagasan-gagasan baru dari seluruh stakeholder maupun perusahaan tambang Batu Bara yang ada di Sumsel.

 

Karena kita melihat potensi cadangan Batu Bara di Sumsel yang cukup besar, yang mana kalau tidak bisa memanfaatkan potensi ini nantinya akhirnya pemerintah daerah dalam hal ini provinsi Sumsel tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

 

“Kalau kita melihat bahwa kita hubungkan dengan program pemerintah untuk New Zero Tahun 2020 potensi cadangan Batu Bara di Sumsel ini sekitar 9 Miliar baru akan habis itu kalau dengan produksi per tahun 100 juta baru akan berakhir 9 tahun ke depan,” ucapnya.(Anton)

 

Pos terkait