Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Palembang, – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Palembang dalam hal Ketua KADIN Kota Palembang H Muhammad Akbar Alfari, B.Bus., M.M menghadiri kegiatan pelantikan pengurus Ikatan Pemuda Penggerak Desa (IPDA) provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan seminar nasional IPDA Provinsi Sumsel yang juga sekaligus menjadi narasumber diacara tersebut yang diselenggarakan oleh IPDA Provinsi Sumsel yang dipusatkan di Ballroom Swarna Dwipa Palembang, Minggu (4/8/2024).
Dikatakan Ketua KADIN Kota Palembang H Muhammad Akbar Alfaro, B.Bus., M.M dalam paparannya di seminar mengatakan alhamdulillah saya hari ini bisa hadir ditengah-tengah bapak/ibu sekalian, anak-anak muda, dan para mahasiswa, kalau kita bicara anak muda, bagaimana meningkatkan rasa nasionalisme kita sebagai anak-anak muda untuk mencintai produk-produk lokal.
Jadi kalau anak-anak muda ini kalau kita bilang menyampaikan banyak sekali yang mengatakan di era Gen Z, dan di era Millenial, ini sebenarnya cuma penyambung lagi semacam statement ataupun pola pergerakan yang sudah diterapkan nenek moyang kita.
“Pada tahun 1908 itu gerakan pertama anak-anak muda yaitu gerakan Budi Utomo ini sudah hadir ditengah-tengah kita, yang merupakan suatu produk yakni Sumpah Pemuda,” ujarnya.
Kemudian, Sumpah Pemuda itu menggiring lagi sebuah generasi yang sangat luar biasa, yang kita nikmati sampai hari ini, yaitu bagaimana peran-peran anak-anak muda ini mendesak pada saat itu gerakan Budi Utomo yang didominasi anak-anak muda untuk segera memproklamirkan Kemerdekaan.
Di mana pada saat itu Presiden Ir Soekarno belum mau untuk segera menyampaikan ini berdasarkan sejarah yang ada, dan bagaimana kita anak-anak muda kita pada tahun 1998 itu. Pada tahun 1998 iyu berubah dari Era Orde Baru menjadi era reformasi bahkan sampai sekarang, yakni ini merupakan peran anak-anak muda.
“Oleh karena itu, sudah sewajibnya kita anak-anak muda yang ada di sini mengulang lagi, cuma kata-katanya saja yang dibedakan, kalau dahulu gerakan Budi Utomo, gerakan mahasiswa dan sebagainya, kalau sekarang generasi Z, dan generasi Millineal cuma nomenklaturnya saja yang berbeda tapi di sini perannya sama,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, tetapi yang membedakan apa sekarang ini, yang membedakan adalah anak-anak muda zaman sekarang ini mempunyai suatu kelebihan, di mana kita sudah menguasai serta sudah akrab yang namanya digitalisasi dan teknologi. Di mana saya yakin yang hadir di sini yang hadir hampir semua sudah memiliki sosial media, mulai dari tiktok, instagram, facebook dan lain-lain sebagainya.
Oleh karena itu, memang digitalisasi atau teknologi ini menjadi sebuah hal sesuatu yang melekat di kehidupan kita kepada anak-anak muda, jangankan kita anak-anak muda, para orang tua saja sudah melek terhadap sosial media.
“Jadi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti yang disampaikan tadi, bahwa UMKM itu adalah salah satu peran, dan kalau bisa saya katakan bahwa UMKM sekarang hampir 98 persen dan itu didominasi oleh UMKM,” katanya.
Masih dilanjutkannya, oleh karena itu UMKM inilah yang sangat mendominasi sekarang dan UMKM ini nanti akan menjadi satu fondasi utama ekonomi bangsa kita, UMKM, usaha bisnis, dan lain sebagainya. Dan di sini saya ingin korelasikan sedikit terkait anak-anak muda yang ada di pedesaan, KADIN dan IPDA harus bersinergi serta berkolaborasi, sekarang ini tidak ada yang namanya Supermen, tapi yang ada Super Tim.
Untuk mengubah mindset anak-anak muda yang ada di pedesaan ini supaya bagaimana tadi melek terhadap teknologi, dan digitalisasi, maka IPDA di sana harus hadir, serta KADIN siap menjadi lokomotif untuk buka jalannya.
“Di mana KADIN akan masuk ke eksekutif, karena eksekutif tidak bisa pisah kita lepaskan, jadi KADIN dan IPDA itu memang harus bersinergi dan berkolaborasi, jadi ini merupakan salah satu contohnya,“ ucapnya.
Masih disampaikannya, untuk didesa-desa nanti dari sisi IPDA nya sendiri itu bagaimana bisa yang ada di kabupaten/kota bergerak secara inisiatif serta mendekatkan diri kepada pemerintah, mana desa-desa yang harus diberdayakan, yang harus dikembangkan, dan juga harus bisa memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan kabupaten/kota serta di daerah itu sendiri.
Bagaimana kita para anak-anak muda ini harus mau, dan juga harus mempunyai nilai nasionalisme kita untuk mencintai produk dalam negeri, dan ini contoh. Kenapa masih ada masyarakat kita membanggakan produk luar negeri, karena masih masyarakat yang lebih suka berbelanja produk luar negeri baik pakaian bahkan sampai kepada berobat.
“Jadi kalau seandainya kita tidak mampu bersaing, jangan salahkan produk lokal kita tidak akan berkembang, masyarakat lebih senang dan bergengsi serta percaya diri kalau memakai produk bermerek dari luar negeri,” imbuhnya. (Anton)