Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Hj Meilinda S.Sos MM kembali terpilih menjadi Anggota DPRD Provinsi Sumsel Periode 2024-2029 dengan perolehan suara terbanyak yaitu 43.092 suara. Saat ini Hj Meilinda S.Sos MM menduduki jabatan sebagai Ketua Komisi 1 DPRD Provinsi Sumsel.
Hj Meilinda S.Sos MM mengatakan, awalnya dia adalah menjalani karir sebagai pengusaha sekitar tahun 1986 sampai tahun 1991. Setelah itu, dia diminta masyarakat untuk mengantikan posisi ayahnya menjadi Kepala Desa Sidomulyo Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur.
“Ketika itu ayah saya adalah anggota dewan merangkap kades. Kemudian saya ikut Pilkades desa Sidomulyo kecamatan Belitang kabupaten OKU Timur. Itu tidak mudah. Dulu lawannya 4 orang, awalnya 6 orang. Saya menang dengan 25 suara lebih dari rekan lainnya. Berjalan dua periode menjelang selesai jabatan, ada ormas Nasdem. Secara tidak sengaja, saya diajak Abang Herman Deru diajak ke Novotel, ketika itu pelantikan pengurus ormas Nasdem. Sekitar dua tahun kemudian, dibuka partai Nasdem tapi belum terpikir untuk mencalonkan diri menjadi Anggota DPRD,” katanya saat diwawancarai, Selasa (25/2/2025).
Setelah itu, sambung Meilinda, ada parpol lain yang datang kerumahnya menawarinya untuk mencalonkan di DPRD kabupaten. Karena mereka tahu jabatannya sebagai kades di tahun 2013 mau habis.
“Setelah beberapa hari, karena saya izin dengan Abang HD. Beliau mengajak saya mencalonkan ke DPRD Sumsel. Itu tidak terbayang, dari kades maju mencalonkan diri ke DPRD Sumsel. Tapi Abang HD menyakinkan saya, bahwa saya pasti bisa. Jadi Bismillah, akhirnya saya maju sebagai Caleg DPRD Sumsel,” katanya.
“Jadi tahun 1996-2013 selama 2 periode dan anggota DPRD Provinsi Sumsel Tahun 2014-2019 Dapil IV OKU Timur. Jadi saya tiga tahun di komisi II ,kemudian 2 tahun di komisi V,” bebernya.
Periode selanjutnya, sambung Meilinda, dia ingin maju di Pilkada OKUT.
“Saya jalani, jadi tidak tidak fokus saat maju sebagai Caleg pada tahun 20219, sehingga tidak terpilih. Dan belum rezeki saat mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah Bupati OKUT ,” ucapnya.
“Untuk mengisi waktu kekosongan, saya masuk organisasi taekwondo Sumsel, Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI), Gerakan Nasional Pemberantas Korupsi (GNPK). Kemudian, saya juga bergabung di organisasi ICSB adalah singkatan dari International Council for Small Business atau Dewan Internasional untuk Usaha Kecil. ICSB merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengembangkan usaha kecil di seluruh duniaa, serta masih banyak lagi organisasi lainnya,” paparnya.
Kemudian, sambung Meilinda, pada tahun 2024, dia menyalonkan diri lagi sebagai Caleg DPRD Sumsel.
“Sebelumnya banyak yang mengajak pindah partai, tapi tidak mungkin pindah partai. Karena sudah dari awal di Partai Nasdem. Akhirnya saya mencalonkan sebagai Caleg DPRD Sumsel tahun 2024, dan saya mendapat suara pribadi terbanyak di ikut, dan suara terbanyak di partai Nasdem. Ini anugerah Allah, saya diberi amanah menjadi Ketua Komisi 1 bidang pemerintahan.Tapi pemerintahan saya ini tidak asing di keluarga kami. Karena kami lahir dari anak pasirah Marga belitang 1. Dan ayah saya anggota DPRD dari partai Golkar dua periode. Meninggal waktu menjadi DPRD, merangkap jabatan jadi kades Sidomulyo,” ucapnya.
“Kalau kades cuman beberapa tahun. Karena waktu itu kades yang habis jabatan, digantikan ayah. Kemudian ada pemilihan, tidak lama ayah meninggal. Dan masyarakat meminta saya yang menggantikan ayah. Awalnya saya tidak mau, tapi ternyata ayah saya pernah menitipkan pesan kepada temannya kepala KUA belitang. Pesan ayah saya adalah, kata ayahku “Kalau beliau tidak ada, tolong calonkan anakku Meilinda jadi Kades. Aku pengen melihat Meilinda pakai baju coklat” itu ucapan ayah saya kepada temannya. Mendengar pesan ayah itu, maka saya yakin untuk jadi kades dengan izin dengan suami. Sekarang saya menjabat menjadi Ketua komisi 1,” tuturnya.
Lebih lanjut Meilinda mengungkapkan, target hidupnya adalah bisa menyelesaikan anak sekolah dan bisa menikahkan anak anak.
“Saya selalu ngomong bahwa hidup saya sudah saya wakafkan untuk masyarakat, untuk membantu masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi,” ucap Meilinda.
“Kalau di bidang UMKM, seperti di Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (Garpu) DPW Nasdem Sumsel itu ada banyak anggota saya. UMKM berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Dalam sholat selalu saya bawa dalam doa, meminta kepada Allah sejahterahkanlah anggotaku, sehatkan, lancarkan dan sukseskan mereka,” katanya.
Ketika ditanya, apakah ada perbedaan dan kesamaan menjadi Kades dan Anggota DPRD, Meilinda mengungkapkan, jelas banyak kesamaan dan ada perbedaan antara jabatan Kades dan DPRD.
“Kalau kesamaannya, adalah jadi kades itu seperti kepala rumah tangga, banyak anak, beda sifat, beda cara. Kita selalu orang tua dan pimpinan harus memahami itu. Jadi sebelum saya menjadi ketua Komisi, saya pelajari dahulu anggota di Komisi 1. Selaku pimpinan, semua saya anggap anak saya. Ketika dijalan baik, ya silahkan. Kalau misalnya ada hal yang kurang baik, tugas kita mengingatkan. Kita baru dilantik, mungkin ada yang belum paham sifat masing masing. Intinya baik semua, tujuan sama. Saya pribadi, semua yang diamanahkan ke saya saya jalani dengan baik,” katanya.
Ketika ditanya masa sekolahnya, Meilinda mengungkapkan, dia sejak kelas 2 SD sudah jadi pemimpin upacara. Sudah aktif di Pramuka, dan menguasai Pramuka dari kelas 2 SD. “Dari SD saya ketua kelas terus. Jadi sudah sejak SD sudah ada jiwa memimpin,” ucapnya.
“Saya bersyukur berada di posisi sekarang. Namun yang sangat saya syukuri anak anak saya sudah S2, sudah berumah tangga. Saya memiliki anak Soleh dan Soleha, serta saya sudah memiliki 7 cucu yang sehat dan pintar,” ucapnya.
Ketika ditanya, saat menjadi Anggota DPRD saat ini apa saja yang menjadi aspirasi yang disampaikan masyarakat, Meilinda menuturkan, selama jadi dewan, yang paling banyak dikeluhkan gas mahal. Di OKUT sudah banyak desa yang dimasuki gas. Tapi terlalu mahal meterannya. Jadi masih menggunakan gas tabung dan masalah saat ini tabung 3 Kg juga mahal.
“Jadi ada yang beralih ke kayu, ada lagi inovasi buat kompor gas dari oli bekas atau minyak makan bekas. Satu liter oli bekas bisa bertahan 2,5 jam.Kemudian, masalah pertanian kelangkaan pupuk. Kemudian, gabah ini larinya ke Lampung. Disini tidak ada penampungan. Jadi Lampung yang dapat brandnya. Dapil saya itu potensinya besar, orangnya giat bekerja. Tapi pemasarannya masih disekitar sana, tapi ada juga yang pemasarannya secara online. Jadi memang harus dibantu cara pemasarannya agar UMKM ini bisa lebih maju dan berkembang,” pungkasnya. (Yanti)