Plaju. Berita Suara Rakyat. Com
Kilang Pertamina Plaju menunjukkan peran strategisnya tidak hanya sebagai penggerak energi nasional, tetapi juga motor pembangunan sosial-ekonomi dan lingkungan di Sumatera Selatan. Melalui penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, pengembangan energi terbarukan, pemberdayaan UMKM, hingga konservasi spesies endemik Sungai Musi, perusahaan ini terus memperluas dampak keberlanjutannya secara nyata dan terukur. Komitmen ini menjadi bukti bahwa keberhasilan operasi kilang berjalan seiring dengan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Sebagai salah satu objek vital nasional, Kilang Pertamina Plaju tidak hanya berfokus pada produksi energi, tetapi juga aktif mendorong lahirnya kemandirian masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya. Dengan menyerap tenaga kerja lokal, membangun infrastruktur energi bersih di desa, memperkuat UMKM, hingga menjaga kelestarian lingkungan, perusahaan ini menghadirkan ekosistem pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak luas bagi Sumatera Selatan.
Dalam kontribusi terhadap peningkatan kesempatan kerja di daerah, Kilang Pertamina Plaju juga menyerap tenaga kerja lokal. Data Human Capital PT Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju menunjukkan dari total 927 pekerja, sebanyak 505 orang merupakan Pegawai Waktu Tidak Tertentu (PWTT) lokal dan 475 orang merupakan tenaga kontrak lokal. Capaian ini menjadi bukti komitmen perusahaan dalam memberikan prioritas kepada masyarakat sekitar untuk terlibat langsung dalam operasional kilang, sekaligus berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi lokal.
*Berdayakan Masyarakat Dengan Program TJSL*
Tidak hanya berfokus pada kinerja operasional dan bisnis, Kilang Pertamina Plaju juga terus menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar melalui beragam program keberlanjutan. Seluruh inisiatif ini dirancang untuk menghadirkan manfaat nyata, sekaligus mendukung agenda energi bersih dan pembangunan berkelanjutan di Sumatera Selatan.
Salah satu wujud nyata komitmen tersebut adalah Program Desa Energi Berdikari (DEB) yang memanfaatkan energi terbarukan bagi masyarakat di wilayah pedesaan dan pedalaman. Hingga kini, Pertamina bersama mitra telah membangun lima unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan tiga unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), memberi manfaat bagi lebih dari 167 rumah tangga atau sekitar 500 jiwa. Kehadiran energi bersih ini bukan hanya menerangi rumah warga, tetapi juga menjadi pintu masuk tumbuhnya ekonomi lokal, mulai dari pengolahan kopi Desa Singapure, budidaya kentang dan stroberi di Rantau Dedap, hingga pengembangan agroeduwisata Danau Deduhuk.
Komitmen pada aspek konservasi lingkungan juga diwujudkan melalui Program Belida Musi Lestari yang berjalan sejak 2019. Program ini telah berhasil mengkonservasi 370 ekor belida melalui kegiatan rescue, riset budidaya, dan edukasi publik. Selain menjaga kelestarian spesies khas Sungai Musi, inisiatif ini membuka peluang ekonomi alternatif bagi nelayan melalui pengembangan ikan konsumsi lain. Program yang didukung kolaborasi bersama BRIN, akademisi, dan pemerintah ini kini menjadi pusat rujukan teknologi konservasi berbasis komunitas di Sumatera Selatan.
Dari sektor perikanan, Kilang Pertamina Plaju juga turut mendukung lahirnya Kawasan Perikanan Terintegrasi di Desa Sungai Gerong, Kabupaten Banyuasin. Kawasan ini mengintegrasikan proses budidaya ikan hingga pengolahan dalam satu ekosistem, sekaligus melibatkan Kelompok Pembudidaya Ikan lokal yang memproduksi pakan mandiri berbasis maggot. Kehadiran kawasan ini tidak hanya menekan biaya operasional, tetapi juga memperkuat posisi Banyuasin sebagai sentra perikanan terintegrasi yang utama dan satu-satunya di Sumatera Selatan.
Selain itu, kepedulian terhadap isu lingkungan juga diwujudkan melalui Program Patra Siaga, yakni pelatihan dan pendampingan bagi Satgas Siaga Api di Desa Sungai Gerong dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Peserta dibekali keterampilan pencegahan dan penanggulangan dini, sekaligus membangun kemandirian komunitas untuk menjadi garda terdepan dalam melindungi lingkungan desa mereka.
Inovasi keberlanjutan turut ditunjukkan lewat Program Musiparian, yang mengubah eceng gondok di Sungai Musi dari gulma menjadi produk bernilai tambah, seperti oil absorbent penyerap tumpahan minyak dan air freshener block ramah lingkungan. Program ini dijalankan bersama kelompok pemuda lokal serta melibatkan riset Universitas Sriwijaya, sehingga memberi nilai tambah baik secara ekonomi maupun ekologis.
Sejalan dengan agenda mitigasi perubahan iklim, sejak 2020 Kilang Pertamina Plaju juga konsisten mendukung Program Kampung Iklim (Proklim) di Palembang dan Banyuasin. Sejumlah desa binaan berhasil meraih penghargaan, termasuk Talang Bubuk yang kini berstatus Proklim Lestari. Dukungan perusahaan meliputi pengembangan hidroponik, fasilitas kompos, hingga pelatihan branding produk untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menghadapi tantangan iklim.
Tidak kalah penting, melalui Program Plaju Berdaya, perusahaan juga berfokus pada penguatan 47 UMKM binaan. Program ini mencakup peningkatan kapasitas usaha, digitalisasi pemasaran, hingga perluasan akses pasar. Dampaknya tidak hanya melahirkan UMKM yang lebih kompetitif, tetapi juga mendukung aksi pengelolaan lingkungan dan adaptasi perubahan iklim di level komunitas.
Berbagai upaya ini menegaskan bahwa Kilang Pertamina Plaju tidak hanya hadir sebagai penyedia energi nasional, tetapi juga sebagai mitra masyarakat dalam mendorong transformasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Pertamina berkomitmen menghadirkan energi bersih sekaligus mewujudkan masa depan hijau bagi generasi mendatang.
(Yanti/rilis)