Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Bertempat diruang rapat KPID Sumsel, Selasa ( 19/11), Komisi Penyiaran Indonesia ( KPID) Sumsel melaksanakan kegiatan Evaluasi hasil monitoring Isi siaran lembaga penyiaaran di Sumsel, dengan tema “Kontribusi Lembaga Penyiaran TV dan Radio terhadap Peningkatan Siaran Informasi, Pendidikan dan Hiburan di Sumatera Selatan”.
Acara dihadiri perwakilan pemerintah, lembaga pendidikan, budayawan, tokoh agama, praktisi pendidikan dan organisasi pers di Sumsel. Bahkan turut hadir dua komisioner KPID Provinsi Bengkulu dan tiga orang staf. Bertindak sebagai narasumber dalam acara itu Dr Sumainah Duku, .SIp, M.Si dosen Jurnalistik dan komunikasi dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang.
Hadir dalam acara, Ketua KPID Sumsel Hefriady, Wakil Ketua KPID Sumsel Hasandri Agustiawan, Novarizal,S.IP Korbid.Pengawasan Isi Siaran, Abdullah Arafah,SE Korbid PKSP, Sisilia,S.Ikom, M.Ikom anggota Bidang Pengawasan Isi Siaran, Nuriah,S.Sos Sekretaris KPID Sumsel dan lainnya.
Herfriady, MA Ketua KPID Sumsel dalam sambutannya menyampaikan perlunya masukan dari kalangan budayawan, akademisi, MUI, pemerintah dalam peningkatan siaran informasi lembaga penyiaran guna untuk mengedukasi masyarakat dan pembangunan daerah Sumatera Selatan.
“ Kita melalui bidang pengawasan isi siaran selama satu tahun melakukan pemantauan terhadap isi dan konten siaran, baik radio maupun televisi di Sumsel. Oleh karenanya kami perlu masukan dari semua pihak agar konten – konten dan isi siaran media di Sumsel akan semakin lebih baik dan menarik,” ujar Adi, sapaan akrab Hefriady.
Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPID Sumsel Novarizal, menyebutkan, ada dua langkah yang dilakukan pihaknya dalam rangka melakukan monitoring dan pengawasan siaran lembaga penyaran di Sumsel. Pertama, KPID melakukan pengawasan secara manual dengan SDM yang ada dengan cara melihat dan mendengarkan media siaran baik radio maupun TV. Setelah itu pihaknya juga melakukan monitoring ke daerah daerah yang ada lembaga penyiarannya.
“ Cara kedua, kami punya alat record yang selama 24 jam melakukan record terhadap konten- konten siaran yang ada,” ujar Novarizal.
Acara yang dimoderatori Ari Kristo, Kepala Radio Elsinta Palembang ini berlangsung menarik, karena terjadi diskusi yang mengalir antara peserta. Banyak masukan hingga kritik yang membangun yang diarahkan kepada lembaga penyiaran di Sumsel.
Salahsatunya dari Prof DR Aflatun Muchtar, Ketua MUI Sumsel. Mantan rektor UIN Raden Fatah ini meminta agar lembaga penyiaran terus mengedepankan ahlak, moral dan etika agar masyarakat mendapatkan pendidikan yang baik dari yang mereka dengar dan lihat ditengah serbuan media sosial. “ Karena belum tentu apa yang mereka dapatkan dari media sosial itu hasilnya baik. Maka tugas media resmi untuk tetap mengedepankan etika dan moral ini.
Sementara tokoh pers Sumsel yang juga Ketua Dewan Pendidikan Ogan Ilir Surono Putro Sasmito meminta dibuat formulasi dan rumusan baru tentang program siaran TVv dan radio ditengah serbuan media baru ini. “ Tujuannya agar isi atau konten siaran lebih terarah dan positif,” pinta Surono. (Yanti/ril)