Kuliah Di PTIQ Jakarta Cabang Sumsel Dengan Harga Terjangkau, Berikut Beberapa Disampaikan

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan  (Sumsel) dalam hal ini Gubernur Sumsel Dr H Herman Deru, S.H., M.M menghadiri milad ke 15 Pondok Pesantren (Ponpes) dan Rumah Tahfidz Kiai Marogan serta melaunching Pesantren Lanjut Usia (Lansia) Marogan dan Universitas Perguruan Tinggi Islam Qur’an (PTIQ) Jakarta Cabang Sumsel bertempat di Pondok Marogan Paradise Jalan Yusuf Zein Kelurahan Talang Betutu Kecamatan Sukarami Palembang.

 

Turut hadir didalam kegiatan tersebut Founder dan Pembina Ponpes Kiai Marogan Ustad Kiai Haji (KH) Masagus (Mgs) Ahmad Yayan Fauzan, SQ, Staf Ahli Gubernur Sumsel bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sutoko, Perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Provinsi Sumsel diwakili Sekretaris Disperkim Provinsi Sumsel Dr H M Senen Har, M.Si, Kepala UPTD PIP2B dan Jasa Konstruksi Disperkim Provinsi Sumsel Ir Mualimah Gustini, S.T., M.Si, dan lainnya.

 

Dikatakan Gubernur Sumsel Dr H Herman Deru, S.H., M.M, terlebih khusus untuk founder dan Pembina Ponpes Kiai Marogan Ustad KH Mgs Ahmad Yayan Fauzan, SQ, di mana beliau adalah inspirator bagi saya, jadi kalau program rumah Tahfidz yang kita dengungkan sejak enam tahun lalu itu, berawal kami acara di Bukit Siguntang, Bukit Lama, ada buka rumah tahfidz jauh sebelum jadi Gubernur Sumsel.

Tapi saya catat dalam hati, ini program proyek dunia dan akherat, kalau benak saya, kalau saya jadi Gubernur Sumsel ini akan saya gaungkan. sudah rumah tahfidz itu. Di dalam perjalanan ketemulah Ustad Firdaus yang juga ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Ustad Fadli juga, ingat saya pas acara Walimatul Khitan dirumahnya.

 

“Sudah meng kancah tentang rumah tahfidz itu, dan ini tentu sebagai kakak saya, meskipun kalian lebih muda jauh dari saya, kalian tetap guru bagi saya untuk menjadi inspirator,” ujarnya.

 

Kemudian, dari awal dahulu, dari gedung itu masih kerangka, saya sudah berapa kali kesini, apa yang diperbuat oleh Ustad KH Ahmad Yayan Fauzan, SQ dan teman-teman, secara langsung,  bukan tidak langsung, secara langsung, ini mendukung pemerintah, bangun itu ada dua yakni fisik dan non fisik. Kita bangun fisik yang luar biasa tapi kita tidak bangun yang non fisik salah satunya sektor keagamaan ini, saya fikir akan menjadi kesia-siaan.

 

Jadi memang harus ada keseimbangan, bangun fisik dan non fisik, apa lagi sekarang ini justru teknologi ini kalau kita salah menyikapi jadi ancaman. Kita dahulu di tahun 96 tidak pernah terfikir akan pegang handphone, menjadi terfikir tidak pada saat itu.

 

“Kemajuan teknologi ini tidak terbendung, kalau tidak dibarengi dengan Sumber Daya Manusia yang mencukupi maka kita akan dibohongi, asli kita kena bohongi, dan itu pasti, maka ini harus ada keseimbangan,” ungkapnya

 

Menurut Founder dan Pembina Ponpes Kiai Marogan Ustad Kiai Haji Masagus Ahmad Yayan Fauzan, SQ, setiap dari perjalanan Rumah Tahfidz dari Kiai Marogan terhitung dari Masjid Marogan, jadi alhamdulillah semalam sudah ziarah kesana, kami serta bersama dari pimpinan PTIQ Jakarta.

Alhamdulillah sudah di buka sejak dari Taman Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas, dan hari ini kita buka untuk kuliah yakni Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas PTIQ Jakarta Cabang Sumsel.

 

“Kebetulan almamater saya dahulu waktu kuliah di Jakarta, dan itu memang memudahkan untuk kawan-kawan yang dianya jadi marbot, jadi imam di masjid-masjid,” katanya.

 

Dilanjutkannya, sudah ada mahasiswa kita dari marbot dan imam masjid di Masjid Bank Raya Baiturrahman ada dua yang kuliah, dan insya Allah menyusul di masjid-masjid yang lain. Karena kuliahnya bisa kita atur, misalnya tidak mengganggu jadwal sholat yang jelas.

 

Dan juga untuk kawan-kawan ustad-ustad rumah tahfidz, karena kawan-kawan ustad rumah tahfidz selain dia mengajar santrinya yang luar biasa, ikhlas, serta mereka juga yang Istiqomah, kita kalau bisa mereka kuliah juga.

 

“Jadi mudah-mudahan Gubernur Sumsel nanti bisa bantu ya kasih beasiswa, karena murah, satu semesternya cuma tiga juta selama enam bulan, kalau sebulan hanya lima ratus ribu dan itu akan menjadi Sarjana Al-Quran,” ucapnya.

 

Masih dilanjutkannya, insya Allah para hafis, para Qori” akan lahir dari Universitas PTIQ Jakarta Cabang Sumsel Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Mudah-mudah Gubernur Sumsel kasih oleh-oleh paling tidak dua puluh mahasiswa yang beliau tanggung.

 

Karena tiga juta kalau dia sepuluh baru tiga puluh juta untuk satu semester atau enam bulan, di mana itu kecil bagi Gubernur Sumsel. Karena kawan-kawan rumah tahfidz ini ingin kuliah juga, tapi kalau kuliahnya dia formal, harus tatap muka laju dia urung dia di rumah tahfidz.

 

“Sedangkan dirumah tahfidz nya sendiri sudah banyak kegiatan, sama yang mengabdi-ngabdi pesantren, kalau dia kuliah pagi pasti dia tidak mengajar, dan mudah-mudahan dengan terobosan ini kita bisa mempercepat peningkatan kualitas SDM yang ada di provinsi Sumsel,” imbuhnya.(Anton)

 

Pos terkait