PT Energate Prima Indonesia Menginisiasi Untuk Pembangunan Jalan Khusus, Ada Beberapa Hal Disampaikan Terkait Rencana Ini

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Dr Drs H A Fathoni, M.Si yang diwakili oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumsel Drs H Ari Narsa J S menghadiri serta memimpin acara yakni rapat teknis terkait dukungan pembangunan jalan khusus PT. Energate Prima Indonesia bertempat di Ruang Rapat Sekretariat Daerah Kantor Gubernur Sumsel.

 

Turut hadir di dalam Ratek tersebut yakni Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan Dishub Provinsi Sumsel, R Achmad Fansyuri, S.T., M.T, perwakilan dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Komisaris Utama PT Energate Prima Indonesia, beserta undangan lainnya.

 

Di katakan Kepala Dishub Provinsi Sumsel Drs H Arinarsa J S, di mana untuk RTRW, clear and clean dengan masyarakatnya yakni tanahnya, kalaupun ada tumbang tindih IUP itu untuk diselesaikan yang jelas itu, karena itu merupakan salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan.

 

Karena memang diwajibkan secara Undang-undang, yakni Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba itu kan bahwasanya pemegang IUP harus menggunakan jalan khusus.

 

“Kalau untuk panjang kalau perkiraan sekitar 120 kilometer, di mana jalan mereka yang lama yakni 60 kilometer, berarti sekitar 70 kilometer, dan itu dari Lahat, di mana lebarnya sendiri yakni 26 meter,” ujarnya.

 

Kemudian, untuk dukungan dari Pemprov Sumsel sendiri yakni hanya membantu menyelesaikan permasalahan seandainya ada izin IUP nya itu ada tumpang tindih IUP kita pertemukan, termasuk juga untuk lingkungan harus ada izin lingkungan kesesuaian RTRW-nya.

Terkait untuk lahannya sendiri dia be to be dengan masyarakat yakni ganti rugi, walaupun itu punya IUP perusahaan lain, dia silah kan untuk berkoordinasi, tapi kita seandainya di perlukan kita siap memfasilitasi.

 

“Keuntungan dari jalan tersebut yang jelas adalah mengurangi kemacetan, kepadatan lalu lintas, dan juga peningkatan produksi. Karena sekarang lewat kereta api sudah tidak non faktornya sudah penuh, termasuk juga ke Tanjung Karang tidak memungkinkan lagi,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, kepada perusahaan batu bara harapkan ke depan lebih baik lagi karena berkaitan dengan produksi tapi tetap lingkungan dan sebagainya tetap harus diperhatikan. Di mana yang akan membangun rute itu sendiri yakni dari PT Energate Prima Indonesia.

 

Di mana untuk endingnya sendiri akan menuju ke sungai musi yakni melalui kapal atau tongkang, kenapa mereka buat rute itu mungkin karena pertimbangan ekonomi dia, mungkin itu be to be masalah ekonomi itu dari pihak perusahaan.

 

“ Di mana kita tidak masuk ke sana yang jelas pemerintah daerah mendorong karena jalan khusus, karena di Undang-undang memang wajib menggunakan jalan khusus, di mana untuk di Sumsel sendiri ada 3 jalan khusus,” katanya.

 

Menurut Komisaris Utama PT Energate Prima Indonesia H Abraham Busro, kami ini kan memang mau membangun jalan, kebetulan kan Head Ho kan Komisaris Utamanya yang di EPI, PT Global Integra Energy (GEI) juga saya Direktur Utamanya PT GIE jalan kemarin juga saya.

 

Sekarang ini yang untuk anda harus Energate Prima Indonesia ini adalah saya, untuk PT BSEE, PT BSE dan PT PEI memang tiga perusahaan itu di bawah saya untuk sampai Lahat. Jadi kia buat jalan itu terhadap Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) – Muara Enim – Lahat itu tujuannya yakni rutenya.

 

“Tujuannya adalah untuk mendukung percepatan jalan-jalan agar tidak terlambat untuk penambangan khususnya, sedangkan untuk panjang rutenya sendiri hampir 125 kilometer,” ucapnya.

 

Masih dilanjutkannya, untuk pembebasan lahan sendiri sudah, sekarang kita sudah punya jalan itu kurang lebih sudah 60 kilometer sudah jadi, sampai hampir masuk Muara Enim, dan sekarang ini tinggal Muara Enim sampai dengan Lahat.

 

Untuk proses pembebasan lahan sampai ini belum, sedang lagi tahap di tracking sekarang, maka perlu dukungan dari pemerintah daerah karena menyangkut ada melewati tambang.

 

“Karena di sana ada kelewat tambang, UPI Tambang untuk kami perlu dukungan, harus izin dari Dinas Pertambangan untuk minta di bantulah dengan Pemprov Sumsel yakni Menteri ESDM,” imbuhnya.

 

Masih diungkapkannya, sedangkan untuk investasi untuk ini semua di Sumsel kurang lebih hampir sekitar 400 – 500 Miliar, itu kita buat nanti akan ada Muara Enim ke arah Tanjung Enim dan nanti akan ada ke Lahat.

 

Kenapa saya ingin melakukan ini, karena putra daerah maka dari itu saya ingin mengembangkan kawasan tersebut, dan kita sendiri memiliki pelabuhan.

 

“Di mana untuk PT EPI sendiri sudah punya pelabuhan di PALI di mana itu punya kita. Tapi ini kan untuk di Sumsel untuk 50 sampai 100 tahun masih ada tambang karena miliaran ton,” bebernya.

 

Masih disampaikannya, dengan adanya rute tersebut rencananya kurang lebih di perkirakan itu jalan itu mungkin sebulannya yakni 1 sampai 2 juta ton yang di buat planing rencana ke depannya.

 

Tetap ada jalan khusus ada kereta, ada jalan Titan, berbagilah kan target dari provinsi Sumsel 200 juta ton, sedangkan untuk PT Energate sekarang ini masih belum maksimal.

 

“Mungkin baru 2 sampai 3 juta ton dalam setahun, kenapa ini bisa terjadi yakni jalannya, karena kita baru sampai PALI, jadi tambang-tambang PALI kita hanya melayani, belum Muara Enim dan belum Lahat,” jelasnya.(Anton)

 

Pos terkait