Palembang-Lamanqu
Pemprov Sumsel dalam hal ini Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumsel bergerak cepat untuk mengatasi masalah jalan poros Kecamatan Gandus yang amblas.
Sekretaris PUBM TR Sumsel melalui Kabid Jembatan PU Bina Marga dan Tata Ruang Sumsel Ir.H.Yudho Joko P,MT.IPM mengatakan, jalan tersebut dipindahkan statusnya tahun 2023, awalnya statusnya milik Pemkot Palembang kemudian dialihkan menjadi Jalan Provinsi. Pada tahun 2024 awal diperkirakan masih bisa ditanggulangi dengan penimbunan makanya dilakukan penimbunan di awal 2024.
“Ternyata setelah diteliti ada rongga yang mengandung air jadi terjadi penurunan. Untuk menganggarkan di tahun 2024 itu waktunya sudah lewat. Kalau kita menganggarkan di APBDP 2024 laksanakan konstruksinya memakan waktu 4 sampai 5 bulan. Jadi di ABT atau APBDP tidak terburu jadi dianggarkan di 2025,” ujarnya diwawancarai, Selasa (15/12/2024)
Lebih lanjut dia menuturkan, pada tahun 2024 dilakukan penanganan di bulan Juli, dan bulan September. Tapi karena ada tekanan yang lewat mobil besar jadi kembali ke sisi semula.
“Jadi dianggarkan di tahun 2025 dengan sistem layang pakai tiang pancang. Jadi jalan tetap kita usahakan, tapi saya masih menunggu final design terkait perencanaan ini mungkin akan selesai di akhir 2024,” katanya.
Yudho menjelaskan, karena desainnya harus dipertimbangkan dari sisi desain dan yang paling utama karena pancang pihaknya membutuh penyelidikan tanah sampai berapa kedalaman pancang itu.
” Karena ini melayang sisi ikatnya itu harus kedalaman tertentu yang sudah menyentuh tanah keras dan kita tambahkan spare kita berapa meter untuk penambahan kekuatan,” katanya.
“Rencana tahun 2025, jadi lebarnya itu 6 meter dengan panjang bentang 70 meter. Jalan yang terendam itu di lokasi itu 30 meter. Jadi akan manjang ke ujung dengan eksisting yang sama. Jadi pengerjaannya tahun 2025,” bebernya.
Pasca demo kemaren, sambung Yudho, ada dua kesepakatan,yakni kesepakatan pertama penanganan darurat dulu.
” Jangan sampai itu turun lagi. Sehingga mobil tidak bisa lewat dan hari ini sudah mulai dikerjakan kita tahan tekan pakai kantong pasir di pinggir dan ada agregat batu-batu split ditambah sekitar kemungkinan 80 kubik. Jadi diusahakan dengan angka itu cukup untuk sampai terendam. Kita beri agregat mungkin perendamnya 20 cm. Jadi mobil bisa lewat. Kita tunggu proses konstruksi ini, kalau akhir tahun selesai desain maka di awal Januari kita mulai pelelangan sekarang kita mulai persiapan,” paparnya.
Dia menjelaskan, tanah itu turun di jalan existing lain akan pihkanya buat jalan yang pas banjir itu dipakai pile di untuk yang segmen banjir itu saja.
“Ini kondisinya sekarang dari tanah yang turun itu kondisinya satu setengah meter. Karena jalannya turun. Jalannya tetap lebar 6 panjang bentangnya 70 meter dengan konstruksi pile slab. Itu mengantisipasi untuk tidak turun lagi. Khusus di 30 meter itu ada rongga. Kalau pakai pile slab itu menggantung seperti di rawa-rawa di jembatan gantung itu tetap Kokoh,” bebernya.
“Dengan kondisi ada penurunan itu kita harus bikin tiang pancang. Kalau soal turun lagi 2 meter lagi,kalau tiang pancangnya 20 meter ya itu tidak masalah. Walaupun turun air tetap bisa lewat. Untuk penataan sungainya itu di balai wilayah sungai,” tuturnya.
Yudho menerangkan, SK akan segera dimulai. Prediksinya mudah-mudahan kalau aman semua sekitar bulan Januari di ujung 20 Januari sudah mulai lelang.
“Lelang butuh proses sekitar sebulan atau 40 hari. Sekitar Maret kita mulai konstruksi. Untuk pengerjaan 4 sampai 5 bulan jadi kalau dimulai bulan 3 akan finis sekitar bulan 8,” paparnya.
Selain konstruksi, kata Yudho, mungkin nanti ada jalan darurat. Tapi jalan darurat itu untuk mobil kecil atau motor tapi kalau untuk muatan besar dialihkan dulu.
“Kalau sudah ada penetapan siapa pelaksana nanti kita akan sosialisasi kalau pengalihan arus maka akan dilakukan dishub,” katanya.
“Agar tidak banjir lagi maka mulai hari ini ada stand back diturunkan dulu dan agregat kita isi. Kita lihat dulu sebatas mana, yang penting jangan banjir dulu atau kalaupun banjir masih bisa dilewati kendaraan. Hari ini sudah mulai bekerja dan besok sudah sudah finish. Sand bag mengurangi arus air dari sungai Musi. Jadi ini masuk anggaran pemeliharaan,” tuturnya.
Yudho menerangkan, jadi seperti jalan layang. Kontruksinya jadi lebih kuat karena lebih pasti bertemu tanah keras.
“Kalau untuk menangani jalan patah ini sudah cukup dengan 70 meter sebenarnya anggaran pemeliharaannya ada itu rutin di UPTD. Untuk pembangunannya kontruksinya dananya Rp 7,5 miliar,” tandasnya. (Yanti)