Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Bupati Lahat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Bursah Zarnubi, S.E memberikan kuliah umum pada kegiatan Yudisium Ke 39 Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Palembang yang mana materi yang disampaikan dalam kuliah umum yakni “Membedah Akses Pendidikan Untuk Semua, Dalam Pembangunan Berkelanjutan” bertempat di Auditorium PWM Palembang, Sabtu (14/6/2025).
Dikatakan Bupati Lahat Bursah Zarnubi, S.E, tadi sebenarnya bukan kuliah umum, saya cuma menyampaikan suatu pandangan saja mengenai pendidikan, bahwa pendidikan itu adalah seumur hidup, dan saya mengimplementasikan daripada teologi Iqro’. Di mana Iqro’ itu bukan sekedar membaca, tapi mengamati, mendalami, serta menganalisa tentang suatu alam semesta ini.
Jadi saya ingin mengajak mereka semua, tidak cukup dengan selembar ijazah, jadi yang menjadi inovatif, yang menguasai sains, dan teknologi. Karena itu walaupun ini bukan riset, tapi informasi saja tentang perkembangan dunia pendidikan maupun sainstek.
“Ini kita harapkan yudisium ini bisa mencermati perkembangan pendidikan dan juga untuk masa depan, supaya dia tidak berhenti pada selembar ijazah. Karena kalau dia berhenti disana, maka dia tidak akan ada aktifitas dari pergaulan dia, maupun inovasi dari pergaulan dia,” ujarnya
Kemudian, kalau untuk Universitas Muhammadiyah Palembang, saya fikir Universitas Muhammadiyah Palembang seperti Universitas swasta lainnya, yakni Universitas yang besar Universitas Muhammadiyah Palembang ini. Dimana Universitas Muhammadiyah Palembang tinggal lagi memang ada perbaikan dalam sistem pendidikannya.
Saya ingin tadi sebetulnya lupa ingin memulai dengan siginifikan model-model saraptes mendelegtika, jadi bukan mengajar one way, jadi sistem pendidikan itu adalah dengan sistem delegadetika, supaya kemampuan nalarnya tinggi, dan mengambil keputusan maupun menganalisis sesuatu yang ada di hadapan kita.
“Jadi sebenarnya tenaga building memang inti, di mana tenaga pendidik jangan berhenti menimba ilmu, karena transfer ilmu pengetahuan itu harus dimulai dari kapasitas pendidik, tenaga pengajarnya atau dosennya,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, jadi kalau kapasitas building tenaga pengajarnya tidak berkembang, ini akan mempengaruhi perkembangan anak ddidik, karena itu salah satu sisi pendidikan yang berkembangnya seperti itu. Bukan perbaiki, saya saran saja, setiap dosen atau guru harus melengkapi prestasinya yaitu membaca terus menerus jangan berhenti.
Di mana seperti yang saya katakan tadi, di Indonesia ini tingkat membacanya dari 1000 orang cuma 1 orang yang membacanya yang benar, di mana membaca yang benar yakni 5 jam sampai 8 jam.
“Jadi dosen itu benar-benar berperan penting, kalau dosennya mandek, pasti mahasiswanya mandek, dan untuk permasalahannya sendiri banyak masalah memang, pertama tantangan ituinj soal budaya,” katanya.
Masih dilanjutkannya, jadi terhadap itu semua di mulai dengan membaca yang tinggi, karena dengan membaca kita bisa membuka jendela dunia, karena membaca ini akan menjaring ilmu pengetahuan. Didalam Islam, ilmu pengetahuan itu kata Nabi, kalau ingin mendapatkan dunia dengan ilmu yakni pengetahuan.
Tuntutlah ilmu dari rahim hingga ke liang kubur, jadi pendidikan itu seumur hidup, oleh karena itu jangan berhenti membaca, karena Iqro’ itu teologinya tajam. Jadi bukan hanya sekedar membaca, tapi memahami, membedah, menganalisis serta memahami.
“Kalau kita berdasarkan kata Iqro”, saya katakan kata simbolik, dimana simbolik itu setiap waktu dia mendapat konteks yang baru, sesuai imaji dan perkembangan intelektual umat manusia,” ucapnya.(Anton)