Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Sesuai dengan yang disampaikan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Dr Drs A Fathoni, M.Si bahwa setiap hari Jumat akan ada mutasi pegawai ataupun pelantikan.
Dimana hal tersebut masih berjalan hingga saat ini, terbukti pada hari ini, Jumat (23/2/2024) ada empat orang yang dilantik oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel Ir S A Supriono di ruang Sekda, Jumat (23/2/2024).
Tampak hadir didalam pelantikan tersebut Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) provinsi Sumsel Ismail Fahmi, S.IP., M.Si, Kepala Pelaksana Tugas (PLT) Dinas Pendidikan (Disdik)Provinsi Sumsel H Teddy Meilwansyah, S.STP., M.M., M.Pd diwakili oleh Sekretaris Disdik Provinsi Sumsel Awaluddin, S.Pd., M.Si, Kepala Bidang Mutasi dan Promosi Nurlina, S.T., M.Si, dan para peserta yang dilantik.
Dikatakan Kepala PLT Disdik Provinsi Sumsel H Teddy Meilwansyah, S.STP., M.M., M.Pd melalui Sekretaris Disdik Provinsi Sumsel Awaluddin, S.Pd., M.Si, di mana dirinya mewakili daripada Kepala PLT Disdik Sumsel untuk menghadiri acara pelantikan di ruang Sekda Provinsi Sumsel.
Dimana ada empat kepala sekolah (kepsek) yang dilantik hari ini, yakni Kepsek Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Palembang, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Palembang, SMA Negeri 11 Palembang dan SMA Negeri 1 Merapi Barat,” ujarnya.
Kemudian, menurut saya para kepsek yang di lantik ini merupakan sesuatu yang biasa, ada rotasi dan ada promosi seperti itu. Dimana ini dilakukan tentu dalam rangka memastikan proses belajar mengajar itu tetap berlangsung seperti itu. Justru 3 sekolah itu karena memang kepsek yang lama itu pensiun semua, jadi habis masa baktinya.
“Maka kemudian daripada itu diisi dengan penjabat yang baru untuk memastikan agar proses belajar mengajar serta layanan kepada masyarakat pada siswa itu berjalan dengan baik, kita hanya memastikan itu saja,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, seperti Made Suarsana sebelumnya guru SMA Negeri 5 Palembang menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Merapi Barat. Di mana sekolah-sekolah yang mungkin posisinya mendesak prioritas Post Mayer, artinya misal ada sekolah yang terdampak banjir mungkin. Selain itu juga sekolah-sekolah yang dekat dengan daerah aliran sungai yang perlu di pasang talud atau bronjong seperti itu.
“Dimana itu merupakan salah satu prioritas atau ada sekolah yang disamping terdampak banjir juga karena angin puting beliung. Misalnya, dan itu menjadi prioritas kita agar tidak terganggu proses belajar mengajar,” katanya.
Masih dilanjutkannya, di mana kita sama-sama tahu bahwa banjir bandang di Musi Rawas Utara (MURATARA) kemarin kan, ada Lahat juga seperti, dan ada juga di Ogan Komering Ulu (OKU) Timur yang terkena angin puting beliung. Dimana untuk itu semua sedang kami lakukan pendataan, sedangkan untuk anggaran masih menunggu hitungan tim teknis.
“Jadi kita turunkan tim untuk di hitung secara teknis dan baru nanti akan kita laporkan. Saya rasa melihat nilainya, kalau memang nilainya tidak lebih dari 200 juta misalnya ada skema penunjukkan langsung dengan ketentuan yang berlaku,” ucapnya.
Masih disampaikannya, terkait dengan banjir, saya rasa begini kalau memang masih memungkinkan tetap berlangsung proses belajar mengajar, kita himbau agar proses belajar tetap berlangsung tentu dengan menyikapi keadaan yang ada. Misalnya kalau memang sekolah itu banjir, tetapi masih bisa ditempati lokalnya, tentu yang menjadi perhatiannya adalah agar anak-anak lebih berhati-hati agar tidak terjadi insiden.
“Tetapi kalau memang ternyata sekolah itu betul-betul banjir semua, sehingga tidak memungkinkan proses belajar mengajar di kelas maka kita bisa dengan blended learning atau bisa dengan daring. Intinya seperti apapun kondisi apapun yang kita alami, proses belajar mengajar tidak boleh berhenti harus tetap berlanjut,” imbuhnya. (Yanti)