Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya (TWKS) melaksanakan perlombaan Indie Band Museum Sriwijaya tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA) se Sumsel tahun 2023.
Adapun kegiatan ini sendiri dibuka langsung oleh Kepala Disbudpar Sumsel Dr H Aufa Syahrizal, dengan didampingi Kepala UPTD TWKS Palembang Nur Yasin, S.E.,M.Si dan kegiatan ini sendiri dipusatkan di aula TWKS Palembang, Kamis (5/10/2023).
Dikatakan Kepala Disbudpar Sumsel Dr H Aufa Syahrizal, dimana ini merupakan kesempatan bagi anak-anak pelajar, sambil kalian bermain band, menghibur diri, dan menunjukkan potensi. Dan selain itu juga anda akan mendapatan tambahan ilmu pengetahuan, yang berkaitan dengan peradaban sejarah khususnya Kerajaan Sriwijaya.
Dimana saya melihat animo ini cukup banyak, yang pertama digelar lomba indie band ini saja diikuti oleh 17 sekolah, dan saya mohon ini dijadikan event tahunan.
“Jadikan event tahunan, sehingga tiap tahun kita akan selalu mendapatkan penambahan peserta. Kegiatan ini tidak akan bisa di kenal oleh masyarakat tanpa adanya liputan dari rekan media,” ujarnya.
Kemudian, dimana kami ucapkan terima kasih kepada rekan media yang betul-betul mensupport yang selalu mengikuti setiap kegiatan dan selalu setia mengikuti dimanapun berada, baik di Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Museum Bala Putera Dewa, TWKS, dan sebagainya.
Kegiatan ini sangat positif, saya pesan kalau bisa melalui semua, rancang kegiatan yang Happy Day kalau disini ada lomba Indie Band. Tetapi lagu itu dibawakan dengan iringan musik silahkan, tapi musiknya harus musim acoustic tidak boleh ada musik elektronik.
“Disana kita akan melihat bagaimana kalau misalnya dia pakai orgen, dia harus pakai cordeon, semuanya harus musik acoustic, tidak boleh pakai elektronik, kecuali sound system. Disana karena workshop ini akan terlihat bagaimana perpaduan antara suara 1, 2 dan 3,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, dimana mereka akan bernyanyi sambil bergaya dengan gerakan-gerakan, dan ini lebih sulit dari lomba band. Karena dia harus betul-betul telinganya dan konsentrasinya harus betul-betul bisa memadukan beberapa suara, dan lagunya tidak boleh lagu diluar lagu Sumsel.
Jadi lagunya adalah lagu Sumsel, baik itu lagu wajib ataupun lagi daerah, boleh silahkan saja lagu pilihan, itu lagu pilihan yang mereka create sendiri dan kreasikan sendiri harus lagu-lagu Sumsel tidak boleh membawakan lagu-lagu daerah lain.
“Tujuan kita adalah untuk mencoba menggali melestarikan kita mempunyai budaya yang sangat banyak untuk lagu-lagunya. Artinya bisa dibuat, masih bisa itu lagu lomba nyanyi workshop lagu daerah dan itu harus dibawakan dengan iringan acoustic tidak boleh menggunakan elektronik,” katanya.
Menurut Kepala UPTD TWKS Palembang Nur Yasin, S.E.,M.Si, adapun lomba indie band tingkat SMA/SMK/MA se Sumsel tahun 2023 ini kita mengangkat tema “Sriwijaya Milik Bersama”. Adapun tujuan kegiatan adalah meningkatkan peranan dan fungsi museum sebagai media pembelajaran yang menarik dan informatif.
Mewujudkan museum yang mampu menginspirasi masyarakat untuk melestarikan nilai-nilai budaya bangsa pada generasi muda khususnya pelajar.
“Selain itu juga memperkenalkan sejarah dan koleksi Museum Sriwijaya dan menumbuhkembangkan minat cinta terhadap sejarah sriwijaya,” ucapnya.
Masih dilanjutkannya, untuk yang terakhir serta dan yang paling terpenting itu meminimalisir bahwa sekarang anak-anak muda ini hobby musik-musik remix (keras). Saya selaku Kepala UPTD TWKS mempunyai inisiatif bersama teman seluruh staf yang ada di UPTD mengadakan lomba indie band ini.
Tujuannya jelas untuk menghindari hal-hal yang sifatnya SARA (Suku, Adat, Ras, dan Agama), sekarang ini ada larangan bahwa musim remix dilarang oleh pihak kepolisian daerah Sumsel untuk tidak mengadakan musik remix (keras) di Sumsel.
“Karena kebanyakan ini menimbulkan SARA, keributan di masyarakat, minum-minuman keras, dan kekerasan, dimana itu sekarang dilarang oleh pihak kepolisian yang ada di Sumsel,” imbuhnya.
Masih diungkapkannya, makanya saya berinisiatif untuk membuat lomba indie band ini, dan ternyata disambut baik oleh anak-anak muda terutama anak-anak Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) tapi ini se Sumsel.
Insya Allah sesuai arahan dari Kepala Disbudpar Sumsel bahwa untuk tahun-tahun berikutnya ini dibuat rutin setiap agenda tahunan, dan kalau bisa dibuka untuk umum, insya Allah di tahun depan akan saya usahakan dibuka untuk umum kegiatan ini.
“Untuk peserta lomba Indie Band kali ini sementara ini untuk seluruh jumlahnya dari tingkat SLTA, SMA, SMK ada 17 peserta seluruh Sumsel. Dimana nanti akan ada narasumbernya, ada team jurinya, yang intinya bisa bekerjasama dan kolaborasi yang baik antara yang satu dengan yang lainnya,” bebernya.
Masih disampaikannya, sedangkan dalam lomba ini ada dua jenis lagu, yakni lomba tentang lagu Kerajaan Sriwijaya, dan yang kedua adalah lomba lagu umum, bukan itu saja, ada juga membuka untuk siapa yang bisa untuk menciptakan lagu itu sendiri, atau ciptaan sendiri.
Lagu-lagunya boleh dangdut juga bisa yang sifatnya yang jelas jangan yang tidak diperbolehkan disini adalah lagu-lagu remix (keras). Untuk penilaiannya sendiri yang pertama adalah penampilannya, kebersamaan, cara pengolahan lagunya, dan sebagainya.
“Dimana semua itu akan dinilai oleh para juri mana yang terbaik dari yang terbaik, sedangkan untuk jurinya sendiri dari kota Palembang. Dimana kita menyediakan juara 1, 2, dan 3, selain itu harapan 1, 2 dan 3 serta ada juga juara favorit,” jelasnya.(Anton)