SMA Negeri 14 Palembang Mengajarkan Ke Siswa Melalui PKWU Kewirausahaan, Ada Beberapa Hal Yang Disampaikan Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Palembaang

 
Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 14 Palembang yang berada di jalan Pangeran Ayin (Kenten) Talang Buluh Kecamatan Sako Kota Palembang  hayati tanaman, di mana disekolah ini sendiri memang ada keanekaragaman hayati, ialah dari tanaman, tumbuhan terus ada dari hewan budidaya itu.
 
Di mana anak ini sendiri dari kelas XI di pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) itu, kewirausahaan itu budidaya ikan dan tanaman. Dan kebenaran memang lahan kita cukup luas yakni 2 hektar, jadi bisa untuk membudidayakan ikan dan tanaman, demikian diutarakan Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Palembang Hj Nyanyu Nurlaila, M.Pd.
 
Dikatakan Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Palembang Hj. Nyanyu Nurlaila, M.Pd, di mana ini bukan baru hari ini saja, tapi ini sudah 2 tahunan, awalnya kolam itu belum ada, karena hujan untuk menampung biar tidak banjir, jadi dibuatlah kolam seperti itu dikeruk untuk penampungan itu, dan sekalian kita manfaatkan untuk budidaya ikan tadi.
 
Awalnya kami ikan lele untuk pelajaran anak itu menyambung, masalahnya dia diajari bagaimana pembijahan, mengembangbiakkan ikan itu seperti apa untuk tahap-tahapannya itu.
 
“Untuk makanannya juga, kami bagaimana pelet ikan atau pengganti pelet ikan itu, jadi lebih hemat kalau dibuat sendiri, kalau menggunakan pelet ikan langsung nanti tidak sebanding dengan hasilnya,” ujarnya.
 
Kemudian, jadi anak tersebut diajari wirausaha  juga anak tersebut, jadi modalnya berapa nanti, terus kalau dia panen berapa, terus untungnya berapa, di samping dia mempelajari bagaimana cara membudidaya ikan-ikan ataupun tanaman tadi. Di mana itu ada di dalam pelajaran, bukan ekstrakurikuler, pelajaran namanya PKWU, yakni kewirausahaan. 
 
Untuk tenaga pengajarnya sendiri ada, mata pelajaran kewirausahaan, di mana dalam seminggu itu pelajarannya sendiri selama 2 jam pelajaran, dan kita juga ada ekstrakurikuler tentang Adiwiyata.
 
“Contohnya tadi misalnya pembijahan, jadi anak itu dia misalnya dari rumah berapa lama untuk pembijahan, berhasil atau tidak, dan hasilnya nanti setelah ada hasil dia pembijahan itu kan ada bibit-bibitnya kan itulah nanti dibawa ke sekolah,” ungkapnya.
 
Dilanjutkannya, waktu dia proses itu divideokan di rumah, terus nanti dia budidaya ikan itu jadi berapa lama sehingga sampai menghasilkan untuk panen. Terus kalau panen awalnya guru-guru di sini yang beli, berapa dengan harga berapa, dibukukan untuk berapa uang berapa yang didapat, dan termasuk dari pihak luar juga.
 
Karena kolam itu besar, jadi sekitar 3000-an bibit ikan yang kita sebar di sana, untuk ikannya sendiri kita kilokan, pernah sampai 100 kilogram ikan lele untuk panennya, dan untuk panennya sendiri kita antara 2 -3 bulan panennya.
 
“Alhamdulillah hidup, sebelum itu kan setalah dibuat kolam itu di tes dahulu airnya sebelum kita masukkan ikannya, keasamannya, basahnya, kalau dia masih asam, berarti  dikasih larutan untuk supaya dia basah,” katanya.
Masih dilanjutkannya, karena kalau tetap asam maka ikannya akan mati, bukan hanya ikan lele saja, untuk ikan gurami juga kita ada, untuk lokasinya sendiri berada di belakang, yakni di depan kantin. Tapi karena kemarau tadi, kering di dalamnya, jadi ya yang sudah besar-besar kami selamatkan, dipindahkan, jadi belakang itu ada gurami, dan ikan patin.
 
ini juga menjadi penilaian Adiwiyata ini untuk budidaya salah satunya untuk budidaya keanekaragaman tanaman, makanya hari ini ada kegiatan, karena kami di bulan Oktober 2023 tadi dapat Adiwiyata tingkat Nasional.
 
“Jadi tindak lanjut dari kita dapat tersebut, maka salah satu pihak perusahaan melalui dana CSR dengan memberikan bantuan kepada kita, dan ini yang pertama dari pihak perusahaan tersebut,” ucapnya.
 
Masih diungkapkannya, mudah-mudahan bukan habis di sini saja, tapi berkelanjutan karena kami juga mau mengusul dari nasional ke mandiri tahun depan, insya Allah. Dan untuk diketahui bahwa sistem pembelajaran untuk disekolah kita untuk kelas X Kurikulum Merdeka, sedangkan untuk kelas XI dan XII masih K13.
 
Di tempat kita sendiri untuk jumlah siswanya sendiri sebanyak 1009 siswa terdiri dari 28 ruangan, untuk di sekolah kita untuk ekstrakurikuler ada olahraga, berupa basket, futsal, volly, untuk dibidang seni ada paduan suara, tari, dan untuk dibidang lain juga ada di sini.
 
“Kalau yang juara alhamdulillah, siswa yang seperti tunanetra, di mana ini sekolah inklusif juga, jadi ada peserta didik yang berkebutuhan khusus, ada yang tunanetra tadi, yang baca doa tadi itu kelas XI sudah juara dan dia hafal 17 juz,” imbuhnya.
 
Masih disampaikannya, untuk inklusif itu ada guru yang namanya pembimbing khusus itu bisa dari guru mata pelajaran, tapi dia dilatih, misalnya melalui platform Merdeka Mengajar. Itu banyak materi tentang bagaimana kegiatan belajar mengajarnya menghadapi siswa yang berkebutuhan khusus tadi. 
Bagaimana pembelajarannya, bagaimana penilaiannya, dan bisa juga diikutsertakan di dalam pelatihan, dan sudah ada beberapa guru kita yang mengikuti itu.
 
Itu sudah bisa untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar di siswa yang berkebutuhan khusus tadi, terus ada yang namanya pendidikan khusus, misalnya yang di SLB itu dia khusus, waktu dikuliah pendidikan khusus, dan kalau di kita belum ada.
 
“Kalau yang baca doa tadi asal sekolah dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Prabumulih, dia mau pindah karena orang tuanya pindah ke kota Palembang, dia merupakan siswa baru, jadi dia SMA-nya sekolah di sini, dan tinggalnya di daerah Kenten di sini,” bebernya. (Anton)

 

Pos terkait