Stand Kabupaten OKU Ramaikan Festival Literasi, Berikut Beberapa Hal Disampaikan

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Gubernur Sumsel Dr H Herman Deru, S.H., M.M dengan didampingi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK( Provinsi Sumsel Hj Febrita Lustia Herman Deru, menghadiri serta membuka secara resmi acara kegiatan pembukaan Festival Literasi Sumsel Tahun 2025 bertempat di aula Asrama Haji Palembang, Jumat (27/11/2025).

 

Turut hadir didalam kegiatan ini Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Teddy Meilwansyah, S.STP., M.M., M.Pd, Ketua TP PKK Kabupaten OKU Ny Zwesti Karenia Teddy, Duta Literasi Provinsi Sumsel dr Ratu Tenny Leriva, M.M, Pelaksana Tugas Kepala Biro Umum dan Perlengkapan Sekretaris Daerah (Setda) Provinsi Sumsel Dr Darmayanti, S.E., M.Si, Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel Fitriana, S.Sos., M.Si, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Sumsel, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel, dan undangan lainnya baik para Kepala Daerah yang ada di 17 kabupaten/kota di wilayah Sumsel, serta undangan lainnya.

 

Dikatakan Gubernur Sumsel Dr H Herman Deru, S.H., M.M, ada beberapa poin yang saya ucapkan merangkum dari apa yang disampaikan oleh penyampai sebelumnya, kita tadi mendengar dari Duta Literasi Sumsel, mengenai literasi itu jangan dikaitkan dengan membaca, jangan dikaitkan bahwa ini cuma mendengar saja, atau ini cuma melihat saja.

 

Literasi tidak bisa kita lihat sepenggal-sepenggal, tidak boleh kita lihat secara parsial, harus komprehensif. Jadi melihat juga bisa menjadi literasi, mendengar juga bisa menjadi literasi, secara membaca juga bisa menjadi literasi.

 

“Kesimpulan bahwa kita perlu melihat apa sebabnya, literasi sangat identik dengan wawasan. Maka apapun ilmu pengetahuan yang tidak terangkum pada kurikulum wajib, itu perlu kita literasi,” ujarnya.

 

Kemudian, maka mitra ibu-ibu bunda-bunda literasi ini tidak hanya Dinas Perpustakaan, saya bisa sebut sebagian, meskipun saya bisa nyatakan  hampir semua instansi, lembaga pemerintahan vertikal maupun horizontal itu adalah mitra literasi, mitra bunda literasi, mitra duta literasi.

 

Sebagai contoh, literasi perbankan, kita kemarin dari update data terlahir literasi perbankan itu 82 poin, cara kita mengukurnya masyarakat kita yang sudah menjadi nasabah perbankan berapa, jangan tahu saja, literasi finansial nya.

“Tadi Duta Literasi Sumsel sudah menyampaikan dompet sekarang bukan lagi dompet, tapi handphone. Kalau tidak di literasi, tidak ada wawasan yang kita ambil, maka pasti ketinggalan satu menu itu,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, kita sepakati dahulu literasi itu wawasan adalah semua ilmu pengetahuan yang tidak termaktub di dalam kurikulum wajib. Saya katakan tidak satupun yang bukan mitra, BNN mitra, jadi apa pun nanti duta-duta yang ada di kabupaten/kota itu semua naungannya ibu, sebagai bunda literasi.

 

Nanti disana ada duta pelajar, ada duta anti narkotika, duta pembaca, dan duta lainnya, itu holding nya di Bunda Literasi. Maka Bupati/Walikota tolong jangan dibuat kaku ini hubungan bunda literasi ini dengan berbagai institusi yang berkenaan dengan wawasan.

 

“Bukan hanya pendanaan, kalau pendanaan kita bisa sharing, karena banyak sekali mitra yang bisa mendanai. Tidak guna bank besar kalau nasabah tidak paham, maka mereka butuh literasi, dan siapa calon nasabah yang paling potensial, ya anak sekolah,” katanya.

 

Menurut Bupati Kabupaten OKU Provinsi Sumsel Teddy Meilwansyah, S.STP., M.M., M.Pd, siapa lagi kalau bukan pelopor dari provinsi kepala daerah, bukan hanya pejabat daerah saja. Harus bersinergi dan berkolaborasi, tidak bisa sendiri-sendiri baik dari akademisi, tokoh budaya, tokoh masyarakat, tokoh agama, ataupun pemerintah pusat semuanya.

 

Jadi jangan hanya parsial saja melihatnya, sebenarnya semua dampak dari kebersamaan itu bisa berasal dari siapa lagi. Tinggal menunggu segala bentuk yang strategis dari pemerintah, dan literasi itu banyak sekali setiap kabupaten/kota, semuanya itu mengandung literasi.

 

“Di mana literasi bukan hanya di tempat-tempat umum saja, tapi sudah masuk ke tingkat TK, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Universitas yang ada di Baturaja, kabupaten OKU,”  ucapnya.

Masih dilanjutkannya, di mana itu bersama-sama para pelaku dan pemerhati budaya yang ada di kabupaten OKU. Semua elemen, semua stakeholder harus bersatu kita, bagaimana memperkaya dari literasi ini, dan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu sangat diperlukan.

 

Bisa sebagai pendamping, bisa sebagai supporting, supaya perjalanannya didaerah itu bisa terjadi berjalan dengan baik. Dengan kemunculan AI juga, semuanya, kan sudah ada, kemarin di buka oleh Gubernur Sumsel bahwa sekarang kita daerah ini, termasuk anak-anak pelajar dikenalkan dengan AI.

 

“Bahkan hari ini di Festival Literasi ada namanya literasi yang namanya pemutaran video AI sewaktu-waktu, pembuatan video AI ini bukan hanya menyasar di kota-kota besar saja, tapi sudah masuk ke daerah,” imbuhnya.

 

Masih disampaikannya, jadi ini merupakan semuanya adalah tradisi dalam hal ini yang ada di kabupaten OKU yang semuanya merupakan salah satu kekayaan hukum alam dan budaya yang memang harus kita lestarikan. Sekarang kami sedang berupaya bersama preet order yang ada di OKU, termasuk yang dimotori oleh Dinas  Perpustakaan daerah untuk menggali.

 

Di mana kita menggali untuk meneliti semua budaya yang ada di kabupaten OKU. Supaya apa, supaya nanti bisa dikembangkan, kita munculkan kembali, sehingga anak-anak muda sekarang tidak lupa, begitu kayanya cagar budaya yang ada di OKU.

 

“Di mana ada kain pelangi, kain jumputan, dan ini adalah kain-kain asli yang ada di kabupaten OKU, serta usianya cukup lama ini. Kami memang sekarang ini sedang menerapkan namanya menggunakan alat pewarna tradisional, seperti pakai daun-daunan,” bebernya.

 

(Anton)

 

Pos terkait