Taman Alam Wisata Punti Kayu Dikunjungi DPR RI Komisi IV, Berikut Beberapa Disampaikan

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

Tim Kunjungan Kerja Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dengan didampingi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Provinsi Sumsel dan lainnya melaksanakan peninjauan fasilitas perizinan berusaha sarana wisata alam bertempat di Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang, Jumat (18/7/2025).

 

Turut hadir didalam kegiatan ini yakni Wakil Ketua DPR RI Fraksi PDIP Alex Indra Lukman, Fraksi PDIP Drh I Ketut Suwendra, M.M, Fraksi PDIP Paolus Hadi, Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Firman Subagyo, S.E., M.H, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Hj Kartika Sandra Desi, Fraksi PKS Drh Slamet, Fraksi PKS H Slamet Saleh, S.Farm, Fraksi Partai Demokrat Drs H Guntur Sasono, M.Si.

 

Turut hadir didalam kegiatan ini Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel Drs H Koimudin, S.H., M.M, Sekretaris DLHP Provinsi Sumsel Dr Aries Syafrizal, S.T., M.Si, Wakil Walikota Palembang Prima Salam, S.H., M.M, Pengelola Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang Raden Azka, dan unsur lainnya yang mendampingi kegiatan tersebut.

 

Dikatakan Wakil Ketua DPR RI Fraksi PDIP Alex Indra Lukman, ini merupakan kegiatan dari kunjungan pengawasan sebagai kami dari Komisi IV yang merupakan mitra dari Kementerian Kehutanan, ini adalah aset daripada Kementerian Kehutanan. Dan kami meninjau kondisi tentu saja pengelolaannya seperti apa.

 

Setelah ini kami akan rapat, merumuskan sebuah catatan-catatan untuk dibawa kedalam rapat ke Komisi IV DPR RI nantinya untuk bisa menjadi kesimpulan yang menjadi rekomendasi bagi pemerintah dalam hal ini Kementerian Kehutanan

“Catatannya bukan dari saya sendiri, tapi kita sudah sama-sama melihat, bahwa kondisinya memang sangat memperihatinkan sekali. Untuk itu tentu kita meminta pemerintah untuk bisa merumuskan dengan masukan nanti dari kawan-kawan Komisi IV yang berkunjung kesini,” ujarnya.

 

Kemudian, langkah-langkah apa yang strategis untuk depannya seperti apa, kami khawatir juga kondisi Taman Wisata Alam yang kondisinya seperti ini, yang memprihatinkan seperti ini,  bukan hanya didaerah ini saja mungkin didaerah lain juga ada.

 

Nanti kita akan data lagi, dan kita klarifikasi dan kita tinjau semuanya. Mengenai pendapatan ke negara, ya Itu kan sebenarnya out put, pertanyaan saya tentang output itu kan artinya menjawab kondisi real keadaan disini.

 

“Kalau outputnya sangat tidak mencapai target, ya karena kondisi ya seperti ini, ya sama seperti kita lihat saat ini, dan kesimpulannya akan kita beri tahukan setelah diadakan rapat nantinya,” ungkapnya.

 

Menurut Pengelola Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang Raden Azka, saya sebagai pengelola Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang mewakili dari Direktur Utama kita sangat menyambut baik sekali dengan kehadiran anggota DPR RI komisi IV, jadi kita bisa mendapatkan masukan-masukan dari beliau itu semua.

 

Jadi menurunnya itu banyak sekali faktor dari PNPB tersebut, salah satunya itu adalah covid-19, dan memang kita ada aturan yang sangat mengikat di Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang.

 

“Kita tidak boleh menebang pohon, tidak ada boleh ada satwa yang dilindungi disini, padahal tadinya satwa yang dilindungi itulah yang menjadi daya tarik, justru itu yang dilarang,” katanya.

 

Dilanjutkannya, kita juga banyak sekali aturan yang tidak boleh membangun bangunan yang permanen seperti itu, untuk investor sendiri yang mau bekerjasama dengan kita banyak sekali. Jadi begitu tahu ada aturan yang seperti itu mereka kebanyakan tidak jadi, sehingga mereka mundur karena terlalu banyak aturan-aturan seperti itu.

Kalau kita sangat antusias sekali, kalau memang kita ada solusi yang terbaik untuk Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang, kita sangat mendukung. Apa yang terbaik menurut dari Kementerian, karena kita dibawah Kementerian Kehutanan, jadi kita harus taat dengan aturan tersebut.

 

“Langkah-langkah kita tersebut, misalnya kita ada spot-spot foto disini yang tentunya diizinkan, kita buat replika land mark, kita ada sarana out bond yang bisa buat out bond disini, kita sarana wedding, misalnya mau menikah disini silahkan, kita sudah berapa kali orang menikah disini,” ucapnya.

 

Masih dilanjutkannya, PNPB yang besar itu kita di tahun 2012, karena kita pada waktu itu masih ada gajah, atau satwanya disini, karena itu menjadi daya tarik bagi pengunjung disana. Di mana ekonomi pada saat itu masih membaik, karena faktor ekonomi itu sangat mempengaruhi sekali di masyarakat.

 

Saya juga banyak teman-teman yang punya wisata juga seperti ini, sama mereka menurun juga, di mana-mana pada menurun semua, bahkan mereka juga ingin menawarkan ke kita tempat wisata mereka yang ingin di jual.

 

“Memang orang Palembang sendiri liburannya sendiri bukan ke kota sendiri, tetapi justru liburan keluar kota, karena kota Palembang ini bukan kota wisata, tetapi lebih kepada kota dagang, mungkin itu pengaruhnya, mungkin seperti itu,” imbuhnya. (Anton)

 

Pos terkait