Palembang. Berita Suara Rakyat. Com.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, S.H., MSE yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H dengan didampingi Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel Ir Pandji Tjahjanto, S.Hut., M.Si menghadiri serta mendampingi kunjungan kerja Tim Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Adapun kunjungan ini juga dihadiri oleh Perwakilan Pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dalam hal ini Sektretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Titik Lestari, Sekretaris Deputi Pengembangan Penyelenggara Kegiatan (event) Ni Komang Ayu Astiti, Wakil Ketua Komisi VII dari Fraksi PKB Daerah Pemilihan Lampung II Hj Chusnunia Chalim, PhD dan pejabat lainnya.
Adapun tujuannya Tim Komisi VII DPR RI ini sendiri yakni dalam rangka peninjauan desa wisata di Palembang yang bertempat di desa wisata kampung pangan inovatif kelurahan Plaju kecamatan Plaju Palembang dan juga ke Fikri Koleksi yang berada di jalan Talang Kerangga Kelurahan 30 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang, Minggu (8/12/2024).
Dikatakan PJ Gubernur Sumsel melalui Sekda Provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H, kita sama-sama dapat hadir dalam rangka menerima kunjungan kehormatan reses dari ibu, bapak anggota DPR RI Komisi VII, yang mana tepat hari ini sudah kita terima beliau sudah hadir bersama-sama kita sekalian.
Insya Allah membawa keberkahan untuk kita masyarakat Sumsel khususnya di Kecamatan Plaju lebih khusus lagi di Desa Kelurahan Plaju Ulu ini. Terkhusus untuk pembangunan di bidang pariwisata ekonomi kreatif, kami perlu informasi bahwa baru-baru ini dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif itu me release informasi penanaman modal dalam negeri.
“Untuk Sumsel ini menurut data masuk 5 besar secara nasional untuk Semester I Tahun 2024 lebih dari hampir 800 Miliyar untuk investasinya. Tapi banyak memang itu ada hotel, restoran, dan memang MICE yang paling banyak,” ujarnya.
Kemudian, untuk meeting, insentif, pameran-pameran juga banyak, acara-acara juga banyak ada disini, dan juga ekonomi kreatif juga banyak dikembangkan terutama di masyarakat banyak tumbuh. Kalau wisata-wisata, ada wisata budaya, wisata alam, kalau wisata alam banyaknya diluar kota Palembang sedikit jauh lokasinya.
Ada Kota Pagar Alam, ada Ogan Komering Ulu Selatan ada Danau disana yakni Danau Ranau, ini memang akses ini menjadi salah satu tantangan untuk menempuh kesana. Sehingga kalau berkunjung ke Sumsel ke kota Palembang banyaknya wisata kuliner, dan seputaran di kota Palembang serta melihat ekonomi kreatif.
“Kita berada di Plaju Ulu ini, di mana ini salah satu kampung inovatif yang digagas oleh kota Palembang terutama, disini ada dalam catatan kami ada lebih kurang 100 sudah mereka lakukan pembinaan di kota Palembang, dan satunya adalah tempat kita berada saat ini,” ungkapnya.
Menurut Wakil Ketua Komisi VII dari Fraksi PKB Daerah Pemilihan (Dapil) Lampung II Hj Chusnunia Chalim, PhD, sebenarnya kita tadi belum sempat diskusi tentang aspirasi dari teman-teman pengrajin, namun saat kunjungan kita bisa melihat didaerah-daerah khususnya provinsi Sumsel ini.
Begitu banyak warisan budaya salah satunya adalah Wastra masing-masing daerah, dalam hal ini Sumsel adalah Songket. Dan kita lihat, kita diskusi ngobrol dengan pemiliknya termasuk juga dengan pengrajin-pengrajin langsung.
“”Memang disana nilai seni yang tinggi, dimana handicraft nya di buat, songket itu satu kain 20 meter itu 1 bulan lamanya, dan kita lihat susahnya luar biasa,” katanya.
Dilanjutkannya, memang kalau kita bicara dengan banjirnya kain-kain impor, belum lagi yang itu impor resmi, belum lagi yang ngalir yang ditengarai ilegal. Itu kalau bersaing bandingan nya barang barengan dengan nilai tinggi yang produksi kita dengan value art nya kan tinggi sekali, mau bersaing dan di saing kan dengan yang pabrikan.
Apalagi persoalan kita salah satunya adalah bahan baku, bahan mentah itu masih tinggi dari luar, dan ini jadi pekerjaan rumah (PR) banget untuk kita persaingan dunia usaha bidang sandang.
“Dan tentu tidak bisa kalau harga itu langsung disandang dengan hasil pabrikan, ada yang value art itu ya tentu jadi lebih. Kenapa Songket jadi harganya tinggi, bahkan tadi kita lihat ada yang harganya 70 juta – 90 juta,” ucapnya.
Begitu juga disampaikan owner Fikri Koleksi Palembang Bahsain Fikri, kalau untuk pemasarannya sendiri keluar, kalau untuk sekarang belum ada kalau untuk pemasarannya, karena kita masih fokus kepada Domestik dahulu, nanti untuk keluar rencana mudah-mudahan tahun depan kita ada. Kalau untuk bahan bakunya sendiri untuk sekarang tidak ada masalah, dia hanya tetap stabil untuk harganya.
Untuk kepedulian dari pemerintah sendiri, untuk selama ini bentuk kepedulian provinsi Sumsel terhadap Industri Kecil Menengah (IKM) ataupun Usaha Kecil Menengah (UKM) positif dan bagus, mereka selalu menunjang dan mendukung IKM ataupun UKM untuk kita.
“Kalau pelatihan-pelatihan ada, pelatihan kualitas mutu, dan kualitas perbaikan mutu barang, serta pemasaran. Untuk harganya sendiri masih belum bisa, masih melihat harga pasar dahulu, masih stabil,” imbuhnya. (Anton)