Hadiri Pengukuhan PGRI Palembang, Walikota Palembang Ratu Dewa Konsisten Majukan Pendidikan Kota Palembang

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

Wali Kota Ratu Dewa terus konsisten untuk memajukan dunia pendidikan di Kota Palembang, salah- satunya melalui wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

 

Hal ini terungkap dalam kegiatan silaturahmi sekaligus pengukuhan 150 orang pengurus dan 10 badan-badan PGRI Kota Palembang yang berlangsung di Gedung Graha KM 7, Kamis (17/4/2025).

 

Walikota Ratu Dewa mengatakan hari ini menjadi momen penting, tidak hanya sebagai seremonial belaka, namun sebagai penanda komitmen dan tanggung jawab bersama dalam memajukan dunia pendidikan melalui wadah PGRI.

 

“Terus memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di Kota Palembang,” ucapnya.

 

Melalui badan pembina, badan kehormatan, badan advokasi, maupun lembaga-lembaga lain, diharapkan menjadi motor penggerak yang akan menguatkan eksistensi dan peran PGRI sebagai organisasi profesi yang bermartabat.

 

“Amanah yang di emban tentu tidak ringan. Namun saya yakin, dengan semangat gotong royong, kerja kolektif, serta niat tulus untuk memajukan profesi guru dan dunia pendidikan di Kota Palembang, kita semua mampu menjalaninya dengan sebaik-baiknya,” bebernya.

 

Pada kesempatan ini, Ratu Dewa juga memberikan apresiasi kepada 20 orang tenaga pendidikan yang saat ini telah memasuki purna bakti.

 

 

“Semoga semua dedikasi, kerja keras serta kontribusi yang sangat besar kepada dunia pendidikan dapat menjadi ladang ibadah bapak ibu sekalian,” ucap dia.

 

Sesuai Visi dan Misi Wali Kota bersama Wakil Walikota, Palembang Cerdas dan Palembang Sehat meliputi Pendidikan dan Kesehatan, Ratu Dewa berkomitmen untuk memperbaiki semua infrastruktur bangunan sekolah di Kota Palembang.

 

“Sehingga anak-anak kita dapat belajar dengan rasa aman, nyaman, dan mendapatkan pendidikan yang berkualitas,” tutupnya.

 

Sementara itu, Ketua PGRI Kota Palembang, H. Ahmad Zulinto, S.Pd., M.M mengatakan, pihaknya berharap guru tidak melakukan perilaku penyimpangan apakah itu P3K atau PNS atau honorer.

 

“Apalagi kalau diangkat tapi tidak mau disiplin mengajar misal ada yang ogoh-ogahan mengajar, jarang masuk mungkin sedikit banyak di sekolah itu banyak berbuat onar, ada yang sampai melakukan tindakan yang tidak baik dengan anak didik, maka orang-orang tersebut akan diawasi PGRI. Karena di PGRI ada dewan kode etik, dan dewan kehormatan. Bahwa guru itu harus punya perilaku yang baik karena dia akan mengajar maka ini yang jadi perhatian kami jadi PGRI dikukuhkan hari ini kami  akan memantaunya,” ujarnya.

 

Lebih lanjut Zulinto menjelaskan, jika P3K yang kemarin 3.500 orang dan ditambah yang terakhir diangkat P3K tapi perilakunya tidak mencerminkan guru, maka pihaknya bisa memberikan rekomendasi.

 

“Kami bisa merekomkan kepada Walikota atau kepala dinas bahwa ini tidak layak menjadi guru. Apalagi perbuatannya sudah menyimpang dari kode etik guru,” tegasnya.

 

 

Ketika ditanya awak media terkait jika ada guru yang tidak memiliki kemampuan mengajar, Zulinto menerangkan, untuk guru yang tidak punya kemampuan mengajar atau tidak punya kompetensi maka akan  dialih tugaskan misalnya jadi pegawai tata usaha saja atau pegawai yang lainnya.

 

 

“Karena guru harus menguasai kompetensi, kompetensi akademik, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial. Jadi kalau tidak ada kompetensi untuk apa jadi guru. Karena anak-anak harus diberikan pembelajaran yang benar dan baik. Jadi kami juga harus selalu memantau guru-guru,” katanya.

 

 

“Kami ada pelatihan-pelatihan kami bisa melakukan workshop atau meningkatkan kembali pendidikannya misalnya kuliah lagi atau sebagainya kalau memang itu bisa jadi kita pantau terus,” tambah Zulinto.

 

 

 

Ketika ditanya awak media berapa jumlah guru honor yang belum diangkat P3K, Zulinto mengungkapkan, untuk datanya pastinya belum tau karena datanya ada di Diknas.

 

 

“Tapi yang jelas kemarin saja 300-an yang kita mau menerima P3K ternyata guru-guru kita tidak bisa memenuhi. Karena syaratnya administrasi dan sebagainya. Tapi yang terpenting bagi kami mengharapkan kepada dinas pendidikan harus disampaikan juga pak ratu dewa tolong administrasi janganlah dipersulit. Misalnya guru harus punya data dapodik kalau memang sudah sampai masanya selesaikanlah. Jangan ada isu-isu di luar yang tidak mengenakkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam segi pelayanan. Saya setuju dnegan pak Walikota bahwa tidak ada lagi guru-guru datang ke dinas pendidikan berbondong-bondo untuk menyelesaikan administrasi. Karena tugas mereka adalah mengajar dan saya sependapat,” bebernya.

 

 

Ketika ditanya apa saja keluhan yang diterima PGRI Palembang, Zulinto menuturkan, banyak keluhan guru dan keluhan kepala sekolah banyak masuk ke PGRI diantaranya ada yang guru tidak bisa diatur, ada guru yang buat kelompok kecil yang kadang-kadang membuat onar di sekolah. Terkadang ada yang melebihi daripada kepala sekolah. Artinya itu guru tidak mampu meletakkan dia siapa?”Kalau jadi guru jadilah guru yang baik,” ucapnya.

 

Untuk kesempatan P3K untuk menjadi kepala sekolah, Zulinto mengungkapkan, dia  setuju karena ada regulasinya bahwa P3K yang punya prestasi bagus bisa menjadi kepala sekolah.

 

“P3K berpretasi bisa diangkat menjadi kepala sekolah itu saya sangat setuju. Karena mereka P3 ini adalah orang-orang hebat dan orang-orang bagus tapi karena ada ASN dan ada P3K tapi status mereka adalah sama, maka kami minta agar bisa diangkat jadi kepala sekolah jadi ada kesempatan untuk mereka jadi kepsek,” tuturnya.

 

 

“Himbauan kepada sekolah pertama kepala sekolah itu adalah tugas dan tambahan daripada guru untuk mengatur semua manajemen di sekolah kenyamanan keamanan lingkungan sekolah. Karena dulu disebut ada sekolah Wiyata Mandala sebagai lingkungan. Jadi kepala sekolah harus memperhatikan anak didiknya jangan ada pembulian di sekolah. Jangan ada diskriminasi di sekolah, semua anak itu sama,” pungkasnya. (Yanti)

 

Pos terkait