IGTKI-PGRI Sumsel Gelar Konferensi Ini Agenda 5 Tahun Sekali, Ada Beberapa Hal Disampaikan Terkait IGTKI-PGRI Ini

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, S.H., MSE yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel Kurniawan Abadi, S.E., M.M menghadiri kegiatan Konferensi Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) Provinsi Sumsel masa bakti 2024-2029 bertempat di Ballroom Emilia Hotel Palembang, Sabtu (20/7/2024).

 

Adapun tema kegiatan ini sendiri yakni “IGTKI-PGRI sebagai wadah transformasi pendidik, bersinergi, dan berkarya menuju PAUD berkualitas menyongsong Indonesia EMAS. Turut hadir di dalam kegiatan ini dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel diwakili oleh Sekretaris Disdik Provinsi Sumsel Awaluddin, S.Pd., M.Si, Ketua Umum Pengurus Pusat IGTKI-PGRI Hj Nur Sriyati, S.Pd., M.M, Ketua IGTKI-PGRI Provinsi Sumsel Hj Kurniati, S.Ag., M.Pd, Perwakilan dari PGRI Provinsi Sumsel, dan undangan lainnya.

 

Dikatakan Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Provinsi Sumsel Kurniawan Abadi, S.E., M.M, ini sangat baik sekali menurut saya, karena kita bisa mengetahui TK yang apa-apa saja yang diperlukan bagi mereka untuk kesejahteraan mereka, dan saya lihat tadi ini wewenang dari kota Palembang.

 

Kami sebagai provinsi sebagai mempunyai wilayah di sini, sebagai pengarahan-pengarahan saja di Taman Kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan mengenai PPPK menurut saya wewenang dari pemerintah kabupaten/kota.

 

“Tapi mungkin kami bisa menyampaikan, karena kami mempunyai wewenang untuk sebagai pengawasan dari kabupaten/kota,” ujarnya.

 

Menurut Sekretaris Disidik Provinsi Sumsel Awaluddin, S.Pd., M.Si, jadi karena ini terkait dengan kewenangan tentu saja sepenuhnya ini menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Jadi tadi dikatakan bahwa Taman Kanak-kanak itu masuk ditingkat formal. Dan kalaupun ada  mekanisme perhatian pemprov tentu skemanya mungkin lewat dana hibah, dan lain-lain sebagainya.

 

Dan itu pastinya bahwa setelah pemprov  menyelesaikan semua tugas-tugas yang melekat yang memang menjadi kewenangan pemprov.

 

“Tapi terlepas dari itu semua, tentu kami dari Disdik Provinsi Sumsel mengapresiasi kegiatan ini menyambut baik, serta berharap dengan terbentuknya kepengurusan  yang baru eksistensi IGTKI-PGRI Sumsel semakin baik ke depannya,” ungkapnya.

 

Kemudian, saya kira sudah sangat baik, karena memang posisi Ibu Gubernur Sumsel adalah Bunda PAUD dan seterusnya, dalam banyak kesempatan mereka support dengan data yang diperlukan dan juga kegiatan-kegiatan yang mereka create, mereka buat selalu berkoordinasi dan melibatkan Pemprov Sumsel dalam hal ini bunda PAUD.

 

Organisasi itu sangat ditentukan oleh pemimpinnya, jadi kami berharap bahwa nanti ketua IGTKI-PGRI yang terpilih adalah sosok pribadi yang punya half skill dan sekaligus juga punya soft skill.

 

“Di mana soft Skill ini penting, artinya jadi pemimpin yang punya idealisme, kemudian komitmen dan juga loyal, terlebih harus bisa menjalin komunikasi secara vertikal, horizontal dan diagonal.Sehingga organisasi ini bisa  berjalan secara maksimal, dengan demikian tugas pokok dan fungsinya juga bisa maksimal,” katanya.

 

Begitu juga diungkapkan Ketua Umum Pengurus Pusat IGTKI-PGRI Hj Nur Sriyati, S.Pd., M.M, dimana IGTKI-PGRI provinsi Sumsel yang telah mengajarkan Konferensi ini tepat waktu, ini semua didukung dari 14 kabupaten, dan juga didukung 241 kecamatan yang ada di provinsi Sumsel. Kami ucapkan terima kasih kehadiran dari perwakilan pemprov Sumsel, Disdik Sumsel, PGRI Sumsel dan sebagainya yang mana kegiatan ini bisa terlaksana karena ada sponsor.

 

Dalam kesempatan yang baik ini, kebetulan di sini ada yang mewakili Penjabat Gubernur Sumsel, ada dari Disdik Sumsel, ada dari PGRI, dan sebagainya, maka kami titipkan seluruh guru Taman Kanak-kanak yang ada di provinsi Sumsel.

 

“Karena tanpa dukungan dari Gubernur Sumsel, dari Disdik, dari PGRI dan sebagainya, ini guru Taman Kanak-kanak notabenenya non Pegawai Negeri Sipil (PNS), kebanyakan itu dari Sumsel itu 11 persen yang dari PNS dan non PNS nya 89 persen,” ucapnya.

 

Dilanjutkannya, dalam kesempatan yang baik kami mohon bantuan Gubernur Sumsel, mohon diperhatikan dari untuk sedikit untuk kesejahteraannya, untuk kualifikasinya, untuk kompetensinya, mudah-mudahan dengan perhatikan sedikit dari bidang terkait, insya Allah guru Taman Kanak-kanak Sumsel bisa melaksanakan tugas sehari-hari yaitu ikut mencerdaskan anak bangsa, dan bisa juga menambah semangat mereka juga.

 

Kami mengharapkan di dalam Konferensi ini nanti bisa terpilih, dan kami mohon doanya kepada perwakilan dari Gubernur Sumsel, Disdik, PGRI Sumsel, mudah-mudahan nanti IGTKI-PGRI Sumsel terpilih pengurus-pengurus yang mau dan tidak terpaksa, serta mampu memecahkan masalah.

 

“Selain itu juga, sabar, mempunyai tanggung jawab yang besar, dan mau menerima saran dari orang lain, familier yaitu saling asa, asi, asu, merupakan satu kesatuan yang kuat. Kalau menjadi pengurus janganlah membenci, tetapi memuji, janganlah mengejek tetapi mengajak, dan sebagainya,” imbuhnya.

 

Begitu juga disampaikan Ketua IGTKI-PGRI Provinsi Sumsel Hj Kurniati, S.Ag., M.Pd, kepada rekan seperjuangan, para pengurus IGTKI-PGRI yang datang dari 14 kabupaten/kota dengan semangat serta dedikasi yang tinggi senang kita dapat berjumpa kembali pada acara Konferensi IGTKI-PGRI Provinsi Sumsel.

 

Bahwa Konferensi IGTKI-PGRI merupakan kegiatan setiap 5 tahun sekali, di mana satu masa bakti kepengurusan telah selesai bertugas melaporkan pertanggungjawaban kinerjanya dan konferensi memilih kepengurusan yang baru dengan program 5 tahun ke depan.

 

“Adapun tema kegiatan ini sendiri yakni “IGTKI-PGRI sebagai wadah transformasi pendidik, bersinergi, dan berkarya menuju PAUD berkualitas menyongsong Indonesia EMAS. Dengan tema tersebut harapan kami adalah seluruh guru Taman Kanak-kanak Se Sumsel, tidak akan berhenti berkarya, mengikuti perkembangan zaman seiring dengan kemajuan teknologi, dan ilmu pengetahuan,” bebernya. (Anton)

 

Pos terkait