Karo Perekonomian Setda Provinsi Sumsel Lakukan Kunjungan Monitoring Harga Dan Stock Pangan Di Pasar, Ini Pesan Yang Disampaikannya

 

 

Palembang.  Berita Suara Rakyat. Com

 

Pemerintah provinsi (pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Kepala Biro (Karo) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) provinsi Sumsel H Henky Putrawan, SPt.,M.SI.,M.M dengan didampingi satuan tugas (Satgas) pangan memimpin kunjungan monitoring/pemantauan terhadap harga dan stock pangan dan penyaluran beras SPHP yang dilaksanakan di pasar tradisional kota Palembang dan gudang Perumda Bulog, Jumat (29/9/2023).

 

 

Dikatakan Karo Perekonomian Setda Provinsi Sumsel H Henky Putrawan, SPt.,M.SI.,M.M, harga beras kita pantau sekarang, kita tekankan kepada pasar pedagang untuk menekan harga itu jangan sampai lebih dari standarnya. Sekarang kita makanya juga periksa, survey dan evaluasi bagaimana penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ini.

 

 

“Karena beras SPHP ini adalah beras yang di subsidi oleh Badan Pangan kepada masyarakat. Dimana untuk pengendalian harga beras itu sendiri sehingga tidak mahal,” ujarnya.

 

 

Kemudian, sedangkan untuk stock kita di Sumsel cukup untuk proses PHP tinggal penyalurannya, makanya kita pasang. Selain itu juga kita sidak ke toko-toko biar penjualan harga beras ini tidak melebihi harga yakni Harga Eceran Tertinggi (HET) nya. Dimana bukan nanti adanya pengendalian harga beras, tetapi kalau mereka jual mahal tidak mengendalikan, jadi kita tinjau juga harganya juga.

 

 

“Kita pemerintah juga ada beras yang disalurkan melalui Central Business District (CBD). Dimana beras CBD itu juga misalkan ke masyarakat untuk salah satunya biar masyarakat juga mendapatkan beras dari subsidi dari pemerintah dalam hal ini Badan Pangan,” ungkapnya.

 

 

Dilanjutkannya, untuk harga SPHP sudah terkendali yakni diharga 54.000, tetapi untuk harga premium dan medium sekarang ini naik. Makanya kita juga evaluasi para pedagang bahwa harus ada standarnya. Jadi untuk harga premium atau medium itu dikisaran harga 70 ribu. Kalau untuk operasi pasar di 17 kabupaten/kota terus berlanjut, kita dari provinsi salah satunya ikut juga.

 

 

“Dimana dikabupaten/kota juga sama, kita operasi pasar, dan pasar murah, sedangkan untuk stock beras sendiri aman, kalau stock beras di Bulog yakni 25 ribu ton se Sumsel dan Bangka Belitung, jenis berasnya yakni CBD,” katanya.

 

Masih dilanjutkannya, stabilisasi pasokan harga dan pangan, jadi beras untuk stabilisasi pasokan harga pangan, jadi harganya di istilahnya beras itu menstabilisasikan harga beras itu agar tidak tinggi. Jadi kepanjangan dari SPHP itu adalah Stabilisasi Pasokan Harga dan Pangan, dimana SPHP itu memang dia jenis beras SPHP, sedangkan untuk harganya untuk perkilogramnya yakni 10.900 medium sekarang, itu kan medium tetapi medium di harga pasaran.

 

 

“Sedangkan CBD itu merupakan beras bantuan pangan itu langsung yang setiap masyarakat miskin itu di kasih 10 kilogram (kg), jadi itu juga program dari Badan Ketahanan Pangan, sedangkan data-data itu didapatkan dari Dinas Sosial penerima CBD,” ucapnya.

 

 

Masih diungkapkannya, salah satu kita kelapangan tadi ialah memeriksa penyaluran dan distribusi dari bulog itu terhadap beras SPHP itu, karena sekarang menjadi pertanyaan dipusat kenapa harga beras naik ini tidak bisa dikendalikan, padahal ada program CBD dan lainnya. Makanya tadi turun kelapangan, permasalahannya ada dimana, apakah memang  distribusi penyalurannya atau memang bagaimana teknik manajemen penyalurannya.

 

 

“Kalau memang tadi di masyarakat ada yang bilang kurang, maka tadi kan ada Kepala Bulog, maka saya langsung bilang bahwa didaerah sana perlu diperbanyak lagi distribusinya untuk beras tersebut, karena memang masyarakat membutuhkan itu kalau dilihat kelapangan tadi,” imbuhnya.

 

 

Masih disampaikannya, kalau dia kriteria memang ada kriteria yang memang ditunjuk, ada pendaftaran misalnya ditunjuk, ibaratnya penyalur-penyalurnya, ialah penyalur itu yang akan menyalurkannya. Makanya tadi salah satunya tadi kita harus bilang tadi mana spanduknya di toko tersebut harus ada spanduk, biar orang/masyarakat tahu bahwa itu disana adalah tempat penyaluran beras SPHP. Kalau tidak ada spanduk maka masyarakat tidak tahu, dan kedua yang ditakutkan nanti terjadi sesuatu hal yang pelanggaran-pelanggaran.

 

 

“Makanya kita harus tahu dan diadakan sidak, kalau ditanya untuk target, kalau dari penyalurannya setiap agen itu tadi yakni RKT dari kepala Bulog bilang setiap Minggunya itu 500 Kilogram, dan untuk yang kita sidak yakni Pasar Plaju, Pasar Kertapati, dan Pasar Lemabang,” bebernya. (Anton)

 

Pos terkait