Kepala BPS Sumsel Sampaikan Ini Terkait Inflasi Dan Langkah Apa Yang Perlu Dilakukan

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto mengatakan bahwasanya inflasi gabungan dua kota di Sumsel itu tercatat sebesar 0,15 persen dan untuk kumulatif tahun 2023 itu sebesar 3,17 persen.

 

Artinya apa, dibandingkan dengan tahun 2022 secara umum ada kenaikan harga barang dan jasa rata-ratanya di level 3,17 persen. Dan memang kalau secara man to man, tadi secara nasional itu inflasinya 0,41 persen di bulan Desember, demikian diutarakannya kepada awak media setelah diadakan rapat bertempat di kantor BPS Provinsi Sumsel dengan dinas terkai.

 

Dikatakan Kepala di mana  kita relatif lebih rendah hanya 0,15 persen, akan tetapi secara kumulatif kita relatif lebih tinggi, nasional tadi tercatat 2,61 persen. Memang seperti teman-teman perhatikan, kita sebenarnya sudah, pemerintah daerah tingkat inflasi.

 

Akan tetapi kemarin pada bulan Oktober 2023 ada kenaikan harga perusahaan daerah air minum (PDAM), memang pada saat itu pemerintah melalui kebijakannya. Karena memang harga PDAM sudah lama tarifnya tidak naik-naik, sehingga bulan Oktober 2023 dinaikkan.

 

“Sehingga dengan adanya kenaikan pada bulan Oktober 2023 memberikan sumbangan 1 komoditas PDAM saja kurang lebih 0,31 persen, itu baru 1 komoditas saja,” ujarnya.

 

Kemudian, untuk tarif PDAM kan itu multi player efeknya ke mana-mana, sehingga masih berdampak  di bulan November 2023, akan tetapi bersyukur di bulan Desember 2023 tim pengendali inflasi bisa mengantisipasi sehingga kita bisa menjaga tingkat inflasi.

 

Walaupun memang ada peningkatan konsumsi di masyarakat tapi kita berada di level yang rendah yakni 0,15 persen. Jadi survei biaya hidup itu kita lakukan untuk meng-update tahun dasar dalam penghitungan angka inflasi setiap bulannya.

 

“Terakhir kali kita laksanakan di tahun 2018, dari hasil SPH kita mendapatkan paket komoditas, dan apa saja yang banyak di konsumsi, dan konsumsinya sudah mulai berpindah tidak,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, beras dahulu tingginya sebesar berapa persen, atau masih tinggi tapi penurunan, kemudian apakah sudah beralih ke kelompok-kelompok yang lain. Ternyata ya memang ada peningkatan nilai konsumsi di beberapa kota pantauan kita, yakni kota Palembang dan kota Lubuk Linggau.

 

Nanti di bulan Februari 2024 akan kita gunakan untuk penimbang dalam penghitungan inflasi bulanan kita. Tadi ada mulai bergerak, ternyata wilayah perkotaan yang sharenya dulu, sebenarnya secara hukum ekonomi, di wilayah perkotaan ataupun ketika kita meningkatkan meningkat tingkat pendapatan kita, di mana kita bukan hanya terfokus ke makanan, kita ke kebutuhan-kebutuhan yang sekunder, dan tersier.

 

“Di mana kita sudah mulai berwisata, kita ke beli baju, pakaian, dibandingkan orang-orang yang pendapatannya menengah ke bawah, mereka masih terfokus kepada makanan,” katanya.

 

Masih dilanjutkannya, untuk konsumsi yang meningkat itu ada 10 besar yang harus di pantau, salah satunya tadi beras, kontrak rumah, bensin, ternyata rokok ini juga safenya cukup tinggi. Makanya kalau kita menaikkan ataupun tadi meningkatkan harga beberapa komoditas tadi, bensin, tarif PDAM,  rokok kretek itu yang di atur oleh pemerintah itu harus hati-hati.

 

Karena itu dampaknya luas, dan memang memberikan self konsumsi yang tinggi, berbeda kalau misalkan harga sepeda motor, walaupun harganya mahal, tapi konsumsinya tidak banyak orang yang konsumsinya, dia walaupun harganya naik, tapi jarang orang yang membeli.

 

“Berbeda dengan misalkan harga beras, harga bensin, kemudian tarif-tarif internet juga konsumsi relatif cukup tinggi. Ya itu tadi ada pergeseran, kelompok pendidikan, dan kelompok ini juga mengalami pergeseran peningkatan,” ucapnya.

 

Masih disampaikannya, jadi untuk yang dahulu bersikap ke makanan sudah bergeser ke tingkat pendidikan, jasa perawatan jasmani, itu sudah mulai. Di mana ada 11 kelompok pengeluaran, jadi makanan itu pertama makanan yang memang barang-barang yang konsumsi bahan makanan, dan ada juga yang penyedia makanan itu makanan jadi.

 

Perlu harus ada kehati-hatian, tahun 2024 tahun politik, otomatis tentunya kita sebenarnya harusnya tidak terpengaruhlah. Karena biasanya ada peningkatan konsumsi itu, apalagi bulan Februari 2024 nanti akan ada pemilihan presiden (Pilpres), dan pemilihan legislatif (pileg) .

 

“Biasanya di sana ada penggelontoran yang meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat, uang beredar biasanya cukup banyak di sana, otomatis harus diantisipasi dengan ketersediaan barang, karena kalau uang banyak, barangnya sedikit, otomatis ada peningkatan, dan hukum ekonominya seperti itu,” imbuhnya. (Anton)

 

Pos terkait