Kepala Dinkes Sumsel Sampaikan Ini Terkait Kegiatan Hari Disabilitas Internasional, Berbagai Upaya Bisa Dilakukan Sejak Dini

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Dr Drs H A Fathoni, M.Si yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel dr H Trisnawarman, M.Kes., SpKKLP menghadiri acara Peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2023.

 

Adapun tema yang diambil dalam acara ini yakni “Sayangi mata sayangi masa depanmu”, kegiatan ini sendiri dilaksanakan oleh Yayasan Pondok Pesantren Tunanetra Cahaya Qolbu” yang dipusatkan di ballroom Amaris Hotel Palembang, Sabtu (23/12/2023).

 

Dikatakan Kepala Dinkes Provinsi Sumsel dr H Trisnawarman, M.Kes., S.pKKLP dalam sambutannya menyampaikan, saya hadir di sini adalah mewakili daripada pemprov Sumsel, saya selaku Kepala Dinkes Provinsi Sumsel mengucapkan semua kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat bermanfaat untuk kita semua.

 

Saya harapkan kepada bapak, Ibu semua yang hadir, terutama para adik-adik, dan saudara  penyandang disabilitas dapat memanfaatkan momen ini untuk belajar serta memahami bagaimana arti daripada suatu kebutuhan penglihatan kita.

 

“Saya juga berharap kepada juga para penyaji pada peserta seminar dalam rangka seminar ini, sehingga dapat diambil hikmahnya dalam seminar pada acara hari ini,” ujarnya.

 

Kemudian, seperti kita ketahui pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, serta daya saing di pasar Internasional dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

 

Pembangunan kesehatan mengarah kepada peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, karena derajat kesehatan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang berkualitas hendaknya bebas dari gangguan pancaindra.

 

“Di antaranya bebas dari gangguan penglihatan, dan juga indra penglihatan untuk generasi beraktivitas kita sehari-hari yakni berkisar ada 83 persen. Sehingga mata merupakan aktivitas yang sangat kita butuh kan untuk sehari-hari, dan jendela kita untuk melihat dunia,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, bila ada kerusakan pada penglihatan menyebabkan turunnya produktivitas seseorang, perekonomian, dan juga bahkan masa depan seseorang. Akan tetapi saya berikan semangat kepada kita semua walaupun kita berikan oleh Allah SWT ujian untuk penglihatan, tetapi jangan istilah kita mengurungkan niat kita untuk berproduktivitas di masa yang akan datang.

 

Di Indonesia berdasarkan hasil survei Repid Assesment of Avariable Draines pada tahun 2014 – 2016 prevalance kebutaan di Indonesia mencapai 3 persen. Di mana dari 262 juta penduduk Indonesia pada tahun 2016 kemarin terdapat 8 juta yang mengalami gangguan penglihatan, dan 1,3 juta jiwa di antaranya adalah disebabkan oleh katarak.

 

“Jadi gangguan penglihatan ini bukan hanya gangguan sejak lahir, ataupun gangguan karena kecelakaan, juga yang menyebabkannya adalah katarak, akan tetapi kalau katarak insya Allah masih bisa di obati dengan operasi,” katanya.

Masih dilanjutkannya, di mana yang membuat kita kasihan adalah teman-teman yang memang tidak bisa diobati kembali, dia harus betul-betul diganti retina yang bagian dalam misalnya di daerah saraf-saraf otak kita. Sedangkan untuk provinsi Sumsel prevelance kebutaan memiliki angka yang paling tinggi dari nasional yaitu sebesar 3,6 persen.

 

Di mana kita menduduki peringkat dari setelah provinsi Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB), jadi yang paling tinggi yakni di NTB, Jawa Timur baru provinsi Sumsel. Dalam hal ini 40 persen penyebab kebutuhan adalah katarak, jadi semua ini berproses dari katarak sisanya mungkin bawakan lahir, kecelakaan, dan trauma.

 

“Kebutaan yang terjadi sebenarnya bisa di cegah dan di tanggulangi, dengan menghindari paparan sinar ultraviolet secara langsung itu untuk katarak, merokok, mengkonsumsi alkohol, mengontrol diabetes mellitus, penyakit kencing manis bisa menyebabkan kebutaan, katarak akibat diabetes mellitus dan mencegah obesitas,” ucapnya.

 

Masih disampaikannya, tujuan utama yang ingin dicapai oleh pemerintah adalah menurunkan angka kebutaan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat adalah untuk hidup sehat. Dan upaya utama yang dilakukan adalah melalui promotif preventif atau  promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan.

 

Dan upaya preventif melalui screening atau pemeriksaan kesehatan dan faktor risiko secara teratur, jadi memang promotif preventif ini sangat kita butuh kan. Jadi bisa juga kita lihat penyakit-penyakit bawakan lahir ini dari sejak lahir, dan kita ada punya alat tersebut.

 

“Jadi begitu anak-anak lahir di usia satu atau dua hari segera periksakan screening di ambil darah dari tumit kaki si bayi itu akan kita lihat, apakah ada gangguan bawakan lahir, di sana bila kita temukan, insya Allah akan ada obatnya, dan akan di screening,” bebernya.(Anton)

 

Pos terkait