Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Penjabat Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Dr Drs Agus Fathoni dengan didampingi Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) provinsi Sumsel, Asisten III bidang Administrasi dan Umum Setda Provinsi Sumsel bersama dengan para OPD di jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel hari ini melakukan pertemuan serta makan bersama dengan rekan-rekan media yang berada di media center pemprov Sumsel di Rumah Makan Sri Melayu Palembang, Jumat (13/10/2023).
Dikatakan PJ Gubernur Sumsel Dr Drs Agus Fathoni, alhamdulillah hari ini kita bisa bertemu dalam jumlah yang sangat banyak biasanya sedikit-sedikit tapi saya tahu walaupun begitu tapi beritanya tetap dishare, dan sengaja hari ini bertemu sebagai bukti cinta kami kepada wartawan.
Sebenarnya pekerjaan saya pertama sebelum sekarang itu yakni wartawan, makanya saya tahu persis apa yang ke fikiran dan hati teman-teman semua, apa yang di inginkan saya tahu persis, tetapi kadang-kadang antara harapan dan kenyataan itu berbeda.
“Disanalah yang namanya masalah, ekspetasi yang tidak sampai itulah yang kadang-kadang membuat kecewa, tapi kalau kita niat tulus dan ikhlas, tidak ada niat buruk, di situlah yang kemudian akan saling memahami,” ujarnya.
Kemudian, saya berjanji akan terus memberikan informasi-informasi kepada rekan-rekan media, karena tanpa informasi kinerjanya juga tidak ada, dan susah juga mencari berita. Bahkan saya juga minta teman-teman untuk membuat release biar mengarangnya tidak terlalu susah, tapi bisa diedit sedikit-sedikit.
Jadi tugas media tentu banyak, selain memberikan informasi, juga memberikan edukasi, tetapi juga penerus usia, dan saya akan sangat menghormati fungsi ini. Makanya kalau kita bisa bersinergi, mudah-mudahan rumah kita yakni Sumsel akan nyaman buat kita.
“Bagi saya Sumsel itu bagian dari hidup saya, kalau rekan-rekan media menulis saya lahir di Lampung, sebenarnya Lampungnya itu pinggiran, desa sebelahnya itu sudah Sumsel, sudah di Ogan Komering Ulu (OKU) Timur,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, kebenaran darah saya juga adalah darah Komering, walaupun di Lampung, kalau saya mau melampung itu ya lewat Sumsel, yakni Martapura, berputar seperti itu, jadi memang mainnya dan keluarga besar ada di Sumsel, dan hari ini kita semua bertugas di Sumsel.
Maka sudah sepatutnya kalau kita harus punya kebanggaan dengan Sumsel, di mana kebanggaan ini tentu dari yang sudah ada. Tugas kita adalah menjaga, agar yang membanggakan ini tetap membanggakan, dan kalau bisa lebih membanggakan lagi.
“Ini peran media, kalau beritanya baik, memberitakan Sumsel yang baik, diberitakan baik tentu akan menjadi baik, maka itu bisa di viral kan, dan tugas kita itu membentuk opini seperti itu. Saya di Sumsel atau tugas di Sumsel ini tidak akan lama, maka saya ingin waktu yang sangat singkat itu, saya ingin berbuat banyak, dan saya ingin melakukan yang terbaik,” katanya.
Masih dilanjutkannya, karena saya yakin apa yang kita lakukan semuanya juga kan berdampak pada kita, baik sekarang maupun nanti kita setelah tiada. Kalau kebaikan-kebaikan yang terus kita lakukan maka akan banyak kebaikan yang akan kembali kepada kita. Tetapi kalau keburukan yang kita lakukan, sudah pasti keburukan itu akan kembali juga pada kita.
Kalau ada berita tentang suatu keburukan, memberitakan keburukan, di mana keburukan itu benar buruk kemudian diberitakan, itu namanya membuka aib orang. Di mana membuka aib orang, menggosipkan aib orang itu namanya giba itulah kira-kira kalau sehari-hari kita, dan giba itu juga berdosa.
“Apalagi memberitakan yang buruk tapi tidak benar, itu namanya fitnah, kalau fitnah dosanya lebih besar, kalau kemudian itu dimuat di media, dibaca setiap saat sampai nanti tidak akan hilang bisa dibayangkan berarti dosanya sepanjang itu berita masih ada,” ucapnya.
Masih diungkapkannya, apa yang kita cari itu apa sih yang kita cari, bahagia baik didunia maupun di akhirat, cara untuk bahagia ini terkadang berbeda-beda. Ada orang bahagia kalau melihat orang lain bahagia, tapi ada juga orang sedih melihat orang bahagia, senang melihat orang susah, susah melihat orang senang.
Saya bekerja tidak bisa sendiri, saya harus dibantu oleh semua pihak, semua komponen, dan semua elemen, kalau sendiri tidak akan banyak yang bisa saya lakukan. Maka kerja sama di antara itu sangat penting sekali untuk direalisasikan di lapangan. Dan tadi saya sudah bisa menangkap apa yang disampaikan kebutuhan-kebutuhan itu, tentu kalau kebutuhan itu bisa kita penuhi pasti akan kita penuhi.
“Di mana kuncinya yakni bisa atau ada, untuk apa sih itu juga bukan punya kita, kalau kami bisa membahagiakan rekan-rekan semua tentu ujungnya akan kembali ke kita juga. Begitu kita membenci orang, begitu dia kita lihat dia bahagia, kita stres, dan sengsara sekali kehidupan kita. Kalau mau sukses kuncinya adalah perbesar lampu kita, jangan matikan lampu orang lain,” imbuhnya. (Anton)