Sebanyak 150 Murid Ikuti Kenaikan Sabuk, Ada Beberapa Hal Disampaikan Pembina PORBIKAWA Karate-Do Sumsel

 

 

Palembang. Berita Suara Rakyat. Com

 

Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) adalah salah satu organisasi aliansi olahraga cabang beladiri karate di Indonesia. Dan PORBIKAWA ini sendiri berada di bawah dari FORKI, dan ini merupakan sebuah perguruan. Dan untuk PORBIKAWA Karate-Do ini sendiri yakni Ishikawa Jiu Jitsu Club, telah didirikan pada tahun 1949-1950 oleh Soetikno di Surabaya

 

 

PORBIKAWA Karate-Do dari singkatan Persatuan Olahraga Beladiri aliran Ishikawa, adalah pencantuman nama gurunya dengan mengingat jasa-jasanya yang pernah menganjurkan agar Soetikno belajar tehnik beladiri yang lain selain Jiu Jitsu, agar Soetikno lebih mendapat pandangan luas dalam bidang seni beladiri, karena ilmu yang manapun saja pasti akan terus berkembang tanpa hentinya seirama dengan kemajuan jaman.

 

 

Dikatakan Ketua Perguruan Sabuk Hitam PORBIKAWA Karate-Do Sumsel melalui Dewan Pembina PORBIKAWA Karate-Do Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel  Fina Acep, dimana kita hari ini menyelenggarakan kegiatan yang dimulai dari pagi hingga ke siang, tergantung dari pesertanya, kalau banyak bisa sampai sore.

 

 

Ini adalah murid, soalnya ini adalah kenaikan sabuk (ban) dari Perguruan kita dari PORBIKAWA bukannya pertandingan, perguruan kita sendiri yakni FORBIKAWA. Sedangkan untuk PORBIKAWA ini sekarang di Bhayangkara latihannya atau pembinaannya dekat Sukabangun II.

 

 

“PORBIKAWA ini sendiri baru 2 tahun di Sumsel, dan hanya satu, dimana pendirinya adalah Apriansyah untuk PORBIKAWA Karate-Do pendirinya atau merintis sendiri. Walaupun kita baru berjalan 2 tahun, tapi disaat 2 tahun itu anak-anak sudah banyak kegiatan,” ujarnya.

 

 

Kemudian, untuk di perguruan kita saja yang di induknya 300 murid jumlahnya, belum di ranting-rantingnya. Bukan per kecamatan, tapi disetiap wilayah itu ada, sifatnya menyebar, bermacam-macam. Kita ini kalau mengadakan kenaikan sabuk berubah-berubah tempat, kadang diselenggarakan diluar terkadang didalam gedung.

 

 

Dan untuk kegiatan ini merupakan gabungan, dari pusat, dan ranting. Sedangkan untuk yang sabuk hitam itu sudah punya ranting, sudah pegang sendiri-sendiri, dan sudah pegang masing-masing. Adapun syaratnya sendiri yakni dia menguasai karate, mungkin dari jurus-jurus, dari kejuaraan dia, dan dari prestasi dia juga.

 

 

“Sedangkan untuk yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 150 murid, karena yang ranting baru-baru itu seperti di IGC itu baru 3 bulan masuk, jadi untuk sekolah belum bisa dinaikkan sabuk, masih sosialisasi masih baru-baru masuknya,” ungkapnya.

 

 

Dilanjutkannya, kalau untuk sabuk yang pertama itu, yakni sabuk putih merupakan sabuk dasar, yellow, orange, green, blue, ungu, dan brown. Kalau untuk usia yang ikut di PORBIKAWA Karate-Do ini sendiri ada dari tingkat Sekolah Dasar sampai ke tingkat Perguruan Tinggi. Untuk latihannya sendiri dilaksanakan seminggu tiga kali, malamnya dua malam, dan pagi Minggu.

 

 

Kalau untuk kenaikan sabuk ini sendiri dilakukan 4 bulan sekali, dimana sebelumnya bukan ditempat ini, ditempat lain. Kalau untuk yang sabuk dewasa, kalau mungkin yang anak-anak ini sering tampil kalau ada kejuaran-kejuaraan.

 

 

“Dari tingkat-tingkat provinsi kita ini banyak, seringlah, dan Alhamdulillah PORBIKAWA Karate-Do itu dapat terus, seperti kemarin kita ikut O2SN yang disekolah SONS Lahat yang lebih kuat,” katanya.

 

 

Masih dilanjutkannya, PORBIKAWA Karate-Do ini sendiri nama perguruan dari karate, jadi banyak macam, sedangkan untuk PORBIKAWA Karate-Do ini pusatnya itu di Jakarta. Kebenaran itu kalau tidak saya dari kecil-kecil itu nama PORBIKAWA Karate-Do sudah lama, tapi pusatnya Jakarta dan Bandung.

 

Sedang untuk di Sumsel sendiri belum ada nama PORBIKAWA Karate-Do jadi ini ibaratnya merupakan ranting dari pusat rantingnya untuk PORBIKAWA Karate-Do. Dimana PORBIKAWA Karate-Do ini sendiri dibawa FORKI, kita harus daftar dahulu.

 

 

“Kita bawa nama apa perguruannya, tapi untuk Surat Keputusannya dari PORBIKAWA Karate-Do pusat, FORKI hanya mengetahui saja. Kalau untuk anggaran FORBIKAWA Karate-Do, kita ini bukannya dibawa FORKI, kita hanya di bawah pengawasan FORKI,” ucapnya.

 

 

Masih diungkapkannya, bukannya kita induk atau  ranting dari FORKI bukan, kita lepas dari FORKI, ibaratnya ini perguruan tersendiri. Jadi sistem keuangannya itu dikelola dari perguruan kita ini, jadi kita dapatkan biaya itu dari perguruan, dananya murni dari perguruan kita sendiri.

 

 

Itupun kita tidak bisa sembarangan, kita ada ketentuan dari PORBIKAWA Karate-Do pusat diawasi. Nanti setiap tahun kita ini ada agenda, siapa yang ada Perguruan PORBIKAWA akan ada pertemuan, ada pembahasan, ada seminar dan sebagainya.

 

 

“Dimana FORKI itu ibaratnya semua perguruan dibawah naungan FORKI, sedangkan FORKI dibawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), kita ini merupakan bagian bawahnya lagi,” imbuhnya.

 

 

Masih disampaikannya, kalau kita sebagai pembina ini kalau ada kegiatan seperti ini pengurus harus mendamping, pokoknya prestasi anak inilah yang dimajukan, kita lakukan bertahap, dan menurut rencana kita akan bertanding ke provinsi lain, sehingga ini merupakan tahap persiapan kesana.

 

 

Sepertinya kemarin-kemarin ada anak-anak kita yang berhasil ada yang kepengen dari perguruan lain itu ada,  jangankan untuk muridnya, gurunya pun ada yang berminat untuk mengajak ke perguruan lain.

 

 

“Bagaimana kita mau meningkatkan anak kita, kalau tidak ada kebanggaan, namanya anak-anak,  jadi bangkitkan dia itu ya dari diri kita sendiri. Sedangkan O2SN itu untuk membanggakan dan mengangkat nama baik sekolah jika kita menang atau juara,” bebernya. (Anton)

 

Pos terkait