Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Palembang, tahun 2025 ini akan menerima siswa yang tidak bertindik, tidak bertato, tidak narkoba, yang paling penting pada saat tes fisik, saya ingin anak-anak yang SMK ini kan S-HAQ, S-Haqta itu harus bisa hitung, ada yang tidak bisa kali-kalian.
Nanti satu syarat saya tanya kali-kalian, baik kali-kalian lima, enam, dan sebagainya, maka sekarang ini saya buka kan rahasianya, harus hafal kali-kalian. Takutnya nanti SMK tidak bisa menghitung, nanti seperempat ditambah setengah, jawaban berapa, nanti dijawab dua per enam, kan tidak SMK seperti itu.
Oleh sebab itu, jangan sampai anak SMK sampai begitu, yang kedua kalau dia mengatakan muslim, kemudian dia ada hafidz ya kita disana kalau Al-Quran harus mau wudhu, paling tidak kita siapkan Iqro’, demikian diutarakan Kepala SMK Negeri 2 Palembang H Suparman, S.Pd., M.Pd saat diwawancarai diruang kerjanya.
Dikatakan Kepala SMK Negeri 2 Palembang H Suparman, S.Pd., M.Pd, mengenai tes narkoba untuk saat ini saya minta keterangan saja surat pernyataan dari orang tua, jadi kalau surat pernyataan orang tua, jadi memang pun anaknya tidak terlibat nakoba.
Kalau seandainya diterima, ternyata dia narkoba, siap dikembalikan kepada orang tua, kalau tes narkoba kan mahal, dia mau kerumah sakit dahulu, kan mahal. Jadi saya buat surat pernyataan orang tua, bahwa menyatakan anak saya tidak terlibat menggunakan narkoba.
“Apabila ternyata setelah dites dan diterima ada terlibat atau terindikasi narkoba, dan memang tes narkoba biarlah biaya dari kami, ternyata memang positif, kami kembalikan sesuai dengan surat pernyataan yang dibuat,” ujarnya.
Kemudian, kami juga nanti akan membuat surat pernyataan kepada orang tua, bahwasanya, orang tua menitipkan anaknya untuk dididik di SMK Negeri 2 Palembang, dan selama proses pendidikan, orang tua tidak harus turut campur dalam arti yang untuk ke masalah pendidikan.
Jadi misalkan kita misalkan mendidik agak keras, dalam arti kata cuma sekedar untuk memberikan peringatan supaya untuk mendidik anak supaya disiplin, dengan ini nanti orang tuanya protes, potong rambut protes.
“Memang hubungan potong rambut dengan pendidikan tidak ada, tapi kan didalamnya ada kedisiplinan, kalau misalkan dia tidak mau membuat surat pernyataan silahkan dia sekolah sekolah, carilah sekolah sendiri, dan peraturan sendiri,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, kita kan plong, jadi memang dia betul-betul dididik disini, memang betul-betul menyerahkan kepada kami yakni di SMK Negeri 2 Palembang. Misalkan pak, apa syarat misalkan domisili, di mana domisili ini tergantung daripada kuota jurusan.
Misalkan ada jurusan TKJ, kuotanya misalkan kita disana 10 persen, datanya misalkan disana 200 sekian, ternyata orang 200 sekian seputaran disana, karena banyak peminat TKJ disana saja sudah penuh dan terpenuhi.
“Jadi kuota, dan domisili tergantung daripada jurusan yang dia ambil, kalau Sekolah Menengah Atas (SMA) kan semua, sedangkan untuk perbandingan kuotanya sendiri tidak ada yang berbeda, di mana sama saja,” katanya.
Masih dilanjutkannya, kalau jurusan yang favorit yang saya sih anjurkan ya sekarang lagi yang dites dari Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) itu dari Konstruksi, dan Geomatika yang jaminan-jaminan kerja, kalau bisa menjadi bos minimal menjadi pengawas paling tidak yakni pengawas bangunan.
Untuk guru sendiri persiapannya, kita kebetulan alhamdulillah kalau mereka kan, kita kan ada guru kita yang sudah menjadi guru nasional, makanya kita untuk ini teknik elektro nasional terus mendapatkan juara nasional untuk jurusan ini.
“Untuk guru di kita hampir habis, tahun kami 25 orang pensiun, yakni 16 orang tahun ini seluruh jurusan, di mana didalamnya terdiri dari guru umum ada 4 orang, dan sisanya dari luar. Sebenarnya SMK pun bisa, tapi kalau kita gaya militer, kita terkena Hak Asasi Manusia (HAM), dan belum lagi yang lainnya,” ucapnya. (Anton)