Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi menghadiri kegiatan Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel di Ruang Vicon Lantai 1 BPS Provinsi Sumsel, Senin (1/7/2024) siang.
Adapun tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Sumatera Selatan Bulan Juni 2024 tercatat sebesar 0,03 persen sedangkan nasional sebesar 0,08 persen.
“Deflasi kita 0,03 persen. Lebih baik bahkan secara nasional pun kita lebih baik,” ujar Elen usai menghadiri BRS.
Meskipun mengalami deflasi 0,03 persen, namun Elen meminta semua pihak dan instansi terkait untuk tetap mewaspadai harga-harga dari beberapa komoditas penyumbang inflasi. Terutama pada beberapa sumber yang kerap berkontribusi pada inflasi yakni bahan pangan dan makanan seperti bawang merah, tomat, bawang putih dan daging ayam.
“Ini akan menjadi catatan kita apakah persoalan itu diproduksi atau distribusi,” jelas Elen.
Lebih jauh dikatakan Elen, untuk komoditi seperti bawang putih, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Bupati dan Walikota di Sumsel agar semua dapat bersama-sama mengendalikannya, sehingga kenaikan harga komoditi-komoditi ini bisa diantisipasi.
Terkait kemungkinan inflasi menjelang Tahun Ajaran Baru (TAB), Elen mengatakan bahwa hal tersebut tentu sudah siap diantisipasi.
“Ya sebenarnya ada inflasi yang secara tahunan memang ada karena itu kita akan tingkatkan program-program yang sudah digratiskan. Tentu ada pengendalian dan pengawasan. Kami akan minta Disdik turun ke bawah apakah ada pungutan resmi kalau ada itu harusnya sudah bisa dihitung,” jelasnya.
Menurut Elen, Pemprov juga sangat konsisten mengendalikan inflasi tidak hanya dengan mengadakan pasar murah namun juga dalam hal produksi. Bahkan menurut Elen jika ada produksi yang bisa dilakukan dalam daerah maka akan diupayakan untuk ditingkatkan.
Sementara itu sebelumnya Kepala BPS Provinsi Sumsel Moh.Wahyu Yulianto memaparkan bahwa pada Juni 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sumatera Selatan sebesar 2,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,42. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Palembang sebesar 2,64 persen dengan IHK sebesar 106,15 dan terendah terjadi di Kota Lubuklinggau sebesar 2,16 persen dengan IHK sebesar 105,23.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,44 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,30 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,26 persen; kelompok transportasi sebesar 1,91 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,07 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,47 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,97 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,94 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,18 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,30 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,51 persen.