Palembang. Berita Suara Rakyat. Com
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI) Sandiaga Salahuddin Uno hari ini melaksanakan kunjungan ke kota pempek (Palembang) dalam rangkaian kegiatan Netas (Nemuin Komunitas) dengan puluhan komunitas yang ada di kota Palembang dipusatkan di gedung D Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Palembang.
Dikatakan Kemenparekraf RI Sandiaga Salahuddin Uno, saya memberikan apresiasi kepada 34 komunitas Parekraf yang hadir di Politeknik Palembang kita menutup akhir tahun 2023 dengan kegiatan seperti ini.
Karena kalau kita lihat kebangkitan parekraf dan pemulihan parekraf di kota Palembang, di Sumatera Selatan, di seluruh Indonesia, ini terpantau sangat kuat, pulih lebih cepat, dan membuka peluang usaha dan optimisme terhadap lapangan pekerjaan.
“Tadi saya menyampaikan salah satu lagu yang disampaikan yakni “Ya Saman”, itu katanya mencari kerja itu susah, tapi kalau ke Poltekpar cari kerja itu mudah, dan itu yang sedang kita perjuangkan,” ujarnya.
Kemudian, sehingga target 4,4 juta lapangan kerja bersama komunitas kita bisa ciptakan, tadi juga terdengar antusiasme dan juga masukan-masukan dari komunitas parekraf mulai dari kuliner, sampai kepada animasi, ada juga dari festival, seni pertunjukan, dan lain-lain sebagainya.
Kita optimis di tahun 2024 pariwisata akan melanjutkan tren positif dan momentum untuk menciptakan ekonomi yang lebih kuat. Bahwa sport tourism inilah menjadi kompetensi dari Poltekpar Palembang.
“Dan kami akan memberikan ruang lebih besar bagi Jakabaring Sport City (JSC) untuk mengambil event-event Internasional, dan Nasional, sehingga bisa membangkitkan lebih banyak daya tarik wisata untuk ke kota Palembang,“ ungkapnya.
Dilanjutkannya, tapi saya selalu bilang memang sport tourism ada, tapi setelah olahraga biasanya lapar, harus kuliner, makanya kulinernya kita perkuat, tapi habis olahraga juga 50 persen dari pelaku wisata itu ingin belanja, jadi harus diperkuat juga fashion dan kriyanya.
Sehingga oleh-oleh yang di sediakan harus juga beragam, ada yang tradisional, ada yang kekinian, dan ada yang bisa dipakai untuk sehari-hari dan lain-lain sebagainya.
“Adapun tantangan terberat di tahun 2024 adalah masih harga tiket yang mahal, tantangan terberat juga untuk wisatawan nusantara adalah tentunya biaya hidup dan biaya healing yang masih memberatkan, ini mudah-mudahan bisa ada solusi bagi kita semua,” katanya.
Masih dilanjutkannya, penyebab tiket mahal adalah tiket ini tinggi karena kurangnya jumlah pesawat, kurangnya ketersediaan kursi, dan jumlah penerbangan. Ini akan kita perbaiki di tahun 2024 dengan berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Untuk kita pastikan ditambah jumlah penerbangan, dan ketersediaan kursi, sehingga harga tiket akan lebih terjangkau ditahun 2024. Untuk harga tiket sendiri apakah bisa disubsidi, sebenarnya bisa dilakukan, tapi dengan berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
“Di mana sudah kita lakukan di beberapa daerah terutama di Indonesia, untuk di provinsi Sumsel silah kan diajukan oleh pemerintah daerah, sudah ada fasilitasinya dan sudah ada payung hukumnya juga,” ucapnya.(Anton)