Use Heart Know Heart Tema Yang Diangkat Dalam HUT YJI Ke 42 Tahun, Ada Beberapa Hal Disampaikan Untuk YJI Sumsel

 

 

Ogan Ilir. Berita Suara Rakyat. Com

 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat (PJ) Gubernur Sumsel Dr Drs H A Fathoni, M.Si yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H dengan didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel bersama dengan lainnya menghadiri acara Hari Ulang Tahun (Hut) Ke 42 Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Tahun 2023.

 

Adapun kegiatan ini sendiri dengan mengambil tema “Use Heart Know Heart” yang diselenggarakan oleh YJI Provinsi Sumsel yang dipusatkan di Pendopoan Caram Seguguk Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Indralaya Provinsi Sumsel.

 

Dikatakan PJ Gubernur Sumsel diwakili oleh Asisten I Setda Provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, M.H, di mana pada hari ini kita dapat hadir bersama-sama dalam rangka  memperingati HUT Ke-42 YJI yang peringatannya dilaksanakan di Kabupaten Ogan Ilir dengan mengusung tema “Use Heart Know Heart”.

 

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit  kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa 70 persen kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular yaitu mencapai 39,5 juta dari 56,4 juta kematian.

 

“Dari total 39,5 juta kematian karena penyakit tidak menular, maka sebanyak 17,7 juta kematian atau sekitar 45% disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah,” ujarnya.

 

Kemudian, dengan kondisi tersebut, penyebab kematian tertinggi nomor satu dalam penyakit tidak menular adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk juga di Indonesia. Di mana di Indonesia kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 penduduk per tahun.

Di mana itu yang terdiri dari stroke sebanyak 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, penyakit jantung hipertensi sebanyak 50.620 kematian dan penyakit kardiovaskular lainnya.

 

“Data kesehatan RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Provinsi Sumsel mencapai sebesar 1,2 persen,” ungkapnya.

 

Dilanjutkannya, memang jika dibandingkan dengan prevalensi penyakit jantung nasional yang mencapai 1,5 persen, maka angka prevalensi Sumsel masih di bawah rata-rata nasional. Dan akan

tetapi tentunya kita tetap harus waspada dan berupaya agar prevalensi ini tidak terus meningkat.

Sedangkan dari data bidang pelayanan kesehatan Dinkes Provinsi Sumsel, pada tahun 2021 didapatkan data kesakitan akibat penyakit jantung sebanyak 11.213 orang atau sebesar 11 persen dari seluruh laporan kejadian penyakit.

 

“Jika kita berbicara tentang penyakit jantung atau penyakit tidak menular secara keseluruhan, maka faktor resiko utama untuk kejadian penyakit ini adalah berhubungan dengan perilaku seseorang,” katanya.

 

Masih dilanjutkannya, Pola hidup yang tidak sehat meningkatkan resiko seseorang untuk terkena penyakit tidak menular termasuk penyakit jantung. Kebiasaan merokok, konsumsi makanan yang tidak sehat, kurang olahraga, tidak bisa mengelola stres adalah sebagian besar faktor resiko yang memicu terjadinya penyakit jantung.

 

Oleh sebab itu, perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci utama untuk menurunkan angka kejadian penyakit jantung dan penyakit tidak menular lainnya.

 

“Terkait dengan penyakit jantung, tujuan utama yang ingin dicapai oleh pemerintah adalah menurunnya angka kejadian penyakit jantung sebagai dampak dari meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat,” ucapnya.

 

Masih disampaikannya, upaya utama yang dilakukan adalah melalui promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan upaya preventif melalui skrining atau pemeriksaan kesehatan dan faktor resiko secara teratur.

 

Bagi penderita penyakit jantung, pemerintah fokus untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan serta kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan secara rutin sehingga dapat mencegah kondisi yang lebih berat.

 

“YJI merupakan lembaga masyarakat yang berfokus kepada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan penyakit jantung,” bebernya. (Anton)

 

Pos terkait